June 28, 2025

KPI Tidak Tercapai? Mungkin Tim Anda Butuh Trigger Lebih Tepat

0  comments

Hii Business Owner, HC Practitioner dan Professional Leader. Menetapkan target dan menyusun KPI tentu sudah menjadi bagian dari rutinitas Anda bukan? Indikator kinerja sebisa mungkin dibuat dengan detail, sistem monitoring juga harus oke, dan ekspektasi kinerja pun dikomunikasikan dengan jelas kepada tim.

Namun, satu pertanyaan sering muncul di lapangan:

Mengapa hasil yang diharapkan masih belum tercapai, padahal semua instrumen sudah disiapkan dengan baik?

Apakah ini hanya tentang kompetensi? Atau sebenarnya ada sesuatu yang lebih mendasar seperti kurangnya hubungan emosional antara individu dengan tujuan yang ingin dicapai? Nah yuk kita bahas sama-sama

Memahami Permasalahan di Balik “Target Tidak Tercapai”

Sering kali, pemasalahan muncul bukan karena ketidaktahuan karyawan terhadap targetnya. Mereka sebenarnya memahami apa yang menjadi harapan organisasi, bahkan bisa menjelaskan kembali indikator dan cara pengukuran performa.

Namun, pemahaman rasional saja tidak cukup untuk mendorong kinerja maksimal. Biasanya, karyawan tidak merasa terhubung secara emosional maupun personal terhadap target tersebut.

Akibatnya, mereka menjalankan rutinitas seperti biasa, bertahan dengan strategi yang sama, dan tidak terdorong untuk keluar dari zona nyaman. Di sinilah urgensi pendekatan baru dibutuhkan, pendekatan yang tidak hanya berbicara soal sistem, tapi juga menyentuh perilaku.

Membangkitkan Kinerja dengan “Trigger” yang Tepat

Untuk menggerakkan perubahan perilaku dan kinerja, Anda nggak cukup hanya dengan memberikan instruksi. Tim Anda perlu mengalami “trigger” atau pemicu perubahan, baik secara emosional maupun intelektual.

Pendekatan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi utama:

  1. Emotional Trigger – untuk menyentuh sisi afektif dan membangun keterhubungan personal terhadap tujuan.

  2. Intellectual Trigger – untuk membangun kesadaran rasional dan mengarahkan strategi yang lebih efektif.

Keduanya memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

1. Emotional Trigger

Performa yang tidak optimal sering kali menyisakan emosi yang terpendam dalam diri karyawan seperti perasaan bersalah, kecewa, atau bahkan kehilangan rasa percaya diri. Sayangnya, emosi ini jarang difasilitasi untuk diolah menjadi motivasi positif.

Sebagai pemimpin, Anda memiliki peran penting dalam menciptakan ruang reflektif. Salah satu cara paling efektif adalah dengan mengawali diskusi performa melalui pendekatan empatik, misalnya dengan pertanyaan seperti:

Bagaimana perasaan Anda terhadap pencapaian bulan ini?

Salah satu pendekatan sederhana namun berdampak besar untuk membangun koneksi emosional di awal sesi adalah dengan WIFEL (What I Feel Like Expressing Today).

Di Sinergia misalnya, pertanyaan ini menjadi bagian penting sebelum memulai sesi apa pun. Tujuannya adalah mengetahui kondisi emosional seseorang secara real-time apa yang sedang mereka rasakan, bagaimana mereka menjalani hari ini, dan apa yang sedang membebani atau membahagiakan mereka.

Melalui proses ini, fasilitator bisa membaca dinamika dengan lebih akurat dan menghindari kesalahan pendekatan. Karena salah perlakuan misalnya memberikan tantangan di saat seseorang sedang sangat tertekan, bukan hanya membuat sesi tidak efektif, tapi juga bisa memicu resistensi yang tidak perlu.

Pertanyaan ini terlihat sederhana, namun memiliki dampak besar. Ketika seseorang merasa didengar, mereka akan lebih terbuka terhadap proses evaluasi dan merasa lebih bertanggung jawab terhadap peran mereka. Emosi yang tervalidasi juga dapat menjadi bahan bakar bagi perubahan yang lebih otentik.

2. Intellectual Trigger

Setelah membangun koneksi emosional, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan pemikiran logis dan strategi kerja. Pendekatan ini mendorong karyawan untuk melihat data secara objektif dan menyusun rencana aksi secara konkret.

Alih-alih langsung menyampaikan instruksi perbaikan, libatkan mereka dalam proses analisis. Tanyakan:

Jika melihat grafik performa ini, bagian mana menurut Anda yang perlu mendapatkan perhatian lebih dulu?

Kemudian, bantu mereka memecah target besar menjadi tahapan-tahapan kecil yang lebih terukur dan realistis. Pendekatan ini membangun rasa kendali, mendorong inisiatif, serta menciptakan keyakinan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana namun strategis.

Kombinasi Emosi dan Logika

Kombinasi antara emotional dan intellectual trigger bukan hanya meningkatkan keterlibatan, tetapi juga memperkuat makna dari setiap tindakan. Karyawan tidak hanya tahu apa yang harus dicapai, tetapi juga memahami mengapa mereka harus mencapainya, serta bagaimana cara mencapainya.

Hasilnya:

  • Karyawan merasa terhubung secara personal dengan target yang diberikan.

  • Mereka terdorong untuk berkontribusi lebih aktif dan penuh kesadaran.

  • Strategi kerja menjadi lebih terarah karena berbasis pada refleksi dan data.

  • Perubahan perilaku tidak lagi bersifat sementara, tetapi tumbuh dari dalam.

Pendekatan ini telah digunakan oleh berbagai organisasi yang ingin membangun budaya kerja berbasis kesadaran, kepemilikan, dan kolaborasi yang sehat. Bukan hanya sekadar mengejar angka, tetapi menciptakan proses pertumbuhan yang nyata.

Apakah Tim Anda Siap untuk Bergerak Lebih Maju?

Memaksimalkan performa tim tidak selalu berarti menambah tekanan atau memperbanyak evaluasi. Justru, dalam banyak kasus, yang dibutuhkan adalah pemicu yang tepat untuk membangkitkan kesadaran dan keterhubungan.

Sebagai pemimpin, Anda memiliki peran penting dalam menciptakan ruang reflektif, memfasilitasi dialog yang bermakna, dan mengarahkan tim untuk bertransformasi dari dalam.

Kini saatnya mengembangkan pendekatan manajemen yang tidak hanya rasional, tapi juga manusiawi.

Sudah siap mengimplementasikannya di tim Anda?

Kami siapkan sesi khusus untuk Anda yang ingin terkoneksi dengan hal ini melalui sesi Free Consultation. Sampai jumpa!

Adelia Putri Arinatasyah


Saya ibarat sponge yang selalu haus ilmu, terutama tentang human capital! Mengelola manusia di organisasi itu seperti menyusun puzzle, kadang ada yang hilang atau terbalik, tapi serunya adalah membantu mereka berkembang bersama tim dan organisasi. Sambil belajar, semuanya bisa berkembang dan bergerak maju. Seru, kan?


Tags


You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>