Dalam dunia kerja, pasti banyak atasan yang merasa terancam terutama oleh bawahannya yang berpotensi. Mereka takut kehilangan posisi atau tersingkirkan jika bawahannya berkembang lebih baik. Dalam konteks ini, “atasan” mengacu pada seseorang yang memimpin atau bertanggung jawab dalam sebuah kelompok atau tim. Fenomena ini dikenal sebagai Cronos Syndrome, yang sering kali terjadi dalam lingkungan kerja yang kompetitif dan hierarkis.Â
Akibatnya, banyak karyawan berbakat yang tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang, merasa tidak dihargai, bahkan memilih untuk keluar dari perusahaan. Kalau hal seperti ini terus dibiarkan, akan berpotensi merusak budaya kerja dan menurunkan produktivitas tim.
Sebenarnya, Apa Itu Cronos Syndrome?
Cronos Syndrome memiliki 3 definisi utama, yakni dalam konteks manajemen, dalam kesehatan kerja dan dalam kesehatan mental. Berikut penjelasannya:
Cronos Syndrome: Dalam manajemen
Sindrom ini mengacu pada seorang manajer atau pemimpin yang memiliki mentalitas otoriter dan cenderung mempertahankan kekuasaan serta kendali atas bawahannya. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang penuh ketidakamanan dan ketidakpercayaan, di mana karyawan merasa stres, terintimidasi, serta takut dihukum jika melakukan kesalahan. Untuk menghindarinya, atasan perlu dilatih agar dapat membangun kepercayaan dengan tim melalui komunikasi yang jelas dan kolaborasi.
Cronos Syndrome: Dalam kesehatan kerja
Cronos Syndrome merujuk pada ketakutan patologis seorang atasan dalam mempromosikan bawahannya karena khawatir akan tersingkir atau digantikan.
Cronos Syndrome: Dalam kesehatan mental
Sindrom ini dapat menjadi tanda awal dari gangguan suasana hati yang semakin memburuk dan berpotensi berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Anda mungkin kesulitan untuk memahami definisi di atas dengan detail. Secara sederhananya, Cronos Syndrome yang sering terjadi dalam lingkungan kerja adalah:
Lalu, Apa yang Harus diLakukan untuk Menghindari Cronos Syndrome?
Beberapa upaya yang dapat diupayakan agar Cronos Syndrome tidak terjadi di lingkungan kerja:
-
Mendorong Budaya Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Atasan juga perlu untuk menghargai kontribusi semua anggota, sehingga bawahan tidak dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai mitra dalam mencapai tujuan bersama. Dengan budaya kerja yang kolaboratif, tim akan lebih inovatif dan produktif.
-
Memberikan Kesempatan untuk Berkembang
Daripada menekan bawahan yang berpotensi, atasan dapat mendorong pertumbuhan mereka melalui pelatihan, coaching, dan mentorship. Hal ini tidak hanya akan memperkuat tim, tetapi juga memastikan perusahaan memiliki talenta terbaik yang siap naik ke jenjang berikutnya.
-
Sistem Promosi dan Pengembangan SDM yang Jelas
Perusahaan harus memiliki sistem promosi yang transparan dan berbasis kompetensi. Dengan begitu, keputusan untuk mempromosikan seseorang tidak didasarkan pada rasa takut atau kepentingan pribadi, tetapi berdasarkan kinerja karyawan.
-
Pemimpin sebagai Mentor, Bukan Penguasa
Pemimpin yang baik tidak hanya mempertahankan posisinya, tetapi juga membantu bawahannya berkembang. Dengan menjadi mentor, seorang pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan inovatif. Hal ini akan memperkuat tim secara keseluruhan, bukan justru menciptakan ketakutan dalam organisasi.
-
Komunikasi yang Terbuka dan Transparan
Dengan komunikasi yang jujur dan terbuka, atasan dan bawahan dapat membangun kepercayaan satu sama lain. Pemimpin yang komunikatif lebih mudah dalam membangun loyalitas tim dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Karyawan juga akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
-
Membangun Kepercayaan diantara Pemimpin dan Tim
Kepercayaan adalah kunci utama dalam mencegah Cronos Syndrome. Pemimpin harus menunjukkan bahwa mereka mendukung pertumbuhan karyawannya dengan cara memberikan feedback konstruktif, mengakui pencapaian tim, serta memberikan kesempatan untuk berkembang tanpa rasa takut.
Cronos Syndrome adalah ancaman nyata dalam dunia kerja yang dapat merusak budaya organisasi dan menurunkan produktivitas tim. Namun, dengan kesadaran, komunikasi yang baik, serta sistem yang transparan, sindrom ini bisa dicegah.
Seorang pemimpin adalah mereka yang tidak takut melihat bawahannya berkembang, tetapi justru bangga karena telah membentuk generasi pemimpin yang baru. Jadi, apakah lingkungan kerja Anda sudah terbebas dari Cronos Syndrome? Mari bangun kepemimpinan yang lebih sehat dan profesional!