June 7, 2021

Gunakan Asesmen! Jangan Salah Pilih Dalam Memberikan Promosi Jabatan

0  comments

Mendapatkan promosi jabatan dan jenjang karir yang sesuai adalah impian semua karyawan. Apakah ada karyawan yang tidak ingin mendapatkan jenjang karir, tunjangan, dan mendapatkan kenaikan gaji? Mungkin saja ada, dan kalau ternyata anda para HRD memiliki karyawan seperti itu, maka yang harus anda lakukan adalah segera melakukan asesmen agar tidak salah pilih saat melakukan proses jenjang karir. Karena tentunya para HRD ingin menghindari memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang kurang cocok atributnya. 

Terdapat beberapa problematika yang HRD perlu ketahui tentang karyawan  mengenai jenjang karir. Ada karyawan yang memiliki performa sangat baik, mampu menyelesaikan tugas, memiliki inisiatif tinggi, dan etos kerja yang mumpuni. Seluruh KPI nya terpenuhi dengan baik, relasi dengan rekan kerja juga baik.

Pada umumnya, semua HRD akan segera mempertimbangkan untuk memberikan promosi dan Menempatkan karyawan ini pada posisi manajerial dimana ia akan memimpin sebuah tim. Kondisi tersebut adalah hal ideal yang dapat terjadi di perusahaan anda. Namun apa jadinya bila karyawan yang anda berikan tanggung jawab lebih tersebut ternyata tidak memiliki kemampuan memimpin yang bagus, ia hanya mampu bekerja apabila diberi instruksi, dan akhirnya karyawan tersebut merasa terbebani oleh jabatan tersebut.

Pada akhirnya yang akan merugi adalah perusahaan itu sendiri. Maka dalam hal ini, Anda perlu benar-benar jelas tentang kompetensi yang dibutuhkan pada jabatan tertentu.

Ada juga karyawan yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, namun HRD di perusahaannya menaikan jabatan karyawan tersebut menjadi manajer karena manajer sebelumnya resign dan perusahaan memerlukan penggantinya dengan cepat. Akhirnya dipilihlah karyawan ini karena sering membantu manajer dan sudah familiar dengan cara kerja nya.

Namun siapa sangka, ternyata keputusan HRD dalam menaikan jabatan karyawan tersebut memberikan profit yang diharapkan. Tak disangka-sangka ia mampu memimpin tim dengan baik, mampu memberikan instruksi, dan mampu berkoordinasi dengan manajer di bidang lain. Ternyata selama ini karyawan tersebut sudah memiliki kompetensi, keterampilan dan kemampuan yang minimal dimiliki oleh seorang manajer, tetapi karena belum pernah diberi kesempatan dan tidak pernah dilakukan penilaian sebelumnya, ia tidak bisa menunjukan kemampuan tersebut. 

Lalu apa masalahnya? 

Kita tidak bisa selalu mengandalkan perasaan kita dalam membuat suatu keputusan, terutama dalam menentukan promosi jabatan dan jenjang karir. Karena pada dasarnya, tiap posisi atau jabatan pasti memiliki kriteria dan atribut yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut. Tidak hanya kompetensi saja, tetapi anda juga harus mengukur dan menilai karakter psikologisnya. Jadi kompeten saja belum cukup! Sehingga pertanyaan yang muncul adalah:

“Bagaimana cara yang tepat untuk menentukan karyawan mana yang berhak untuk mendapatkan  promosi jabatan?” 

Maka dari itu, perlu dilakukan penilaian terhadap kompetensi dan karakter psikologis dari karyawan untuk memudahkan HRD dalam memutuskan penempatan jabatan dan jenjang karir.

Bagaimana cara menilai Promosi? Asesmen!

Sebagai HRD, pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan selalu memiliki dampak yang besar. Terdapat risiko di setiap keputusan yang diambil, dan di balik risiko tersebut selalu ada keberhasilan atau prestasi yang dicapai. Dalam hal ini, asesmen terhadap karyawan dapat digunakan untuk meminimalisir dan mempertimbangkan risiko dalam memberikan tanggung jawab lebih kepada karyawan.

Ketika seorang HRD menempatkan seorang karyawan dalam jabatan tertentu, HRD harus bertanggung jawab atas dasar rekomendasi yang diberikannya, hasil seleksi yang dilakukannya, dan realita di lapangan yang menjadi bukti bahwa karyawan tersebut memang pantas naik jabatan dan mampu mengemban tanggung jawab lebih.

Untuk mampu mendapatkan hasil asesmen yang maksimal, maka perlu dilakukan pra-asesmen. Pra-asesmen dapat dimulai dari memperhatikan Job Analysis, Job Description, dan Job Specification serta KPI dari suatu jabatan. Setelah itu anda bisa menentukan dimensi-dimensi apa yang bisa menjadi bahan penilaian saat melakukan asesmen.

Untuk mempermudah, Anda bisa mengunduh all in one job analysis melalui website kami di https://www.sinergiaconsultant.com/allinone 

Apa itu asesmen? 

Asesmen adalah kegiatan yang berisi tahapan untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja karyawan. Asesmen pada umumnya menggunakan metode dan alat ukur tertentu yang digunakan sebagai parameter baik dan buruk. Asesmen dapat digunakan untuk banyak hal, seperti rekrutmen, promosi, demosi, mutasi, dan bisa juga untuk pengembangan karyawan. Dalam hal ini, HRD dapat menggunakan proses asesmen untuk melakukan penentuan departemen yang cocok untuk karyawan, sebagai hasil evaluasi kinerja, dan juga promosi apabila hasil asesmen sesuai dengan jabatan yang dituju. Jenis asesmen yang digunakan juga beragam, tergantung dari dimensi-dimensi yang sudah ditentukan dengan memperhatikan Job Analysis.

Terdapat beberapa jenis asesmen yang dapat digunakan untuk Promosi Jabatan, yang pertama adalah psikotes

Psikotes merupakan metode yang paling populer untuk mengidentifikasi aspek-aspek psikologis, mengenali potensi, dan kemampuan dari karyawan dalam penempatan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Contoh psikotes yang dapat digunakan untuk pertimbangan promosi jabatan adalah Accurate Profile Test dan Leadership Style inventory. (Dapatkan dalam sepaket alat asesmen – Premium Assessment Bundles)

Accurate Profile Test digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi dan ketelitian kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan. Tentunya jenis tes ini wajib digunakan untuk profesi yang mengharuskan untuk fokus setiap saat, contohnya seperti supervisor admin. Ketelitian sangat penting untuk dimiliki oleh supervisor admin. Karena kesalahan input data sekecil apapun dapat berdampak pada kerugian yang akan dialami perusahaan, maka penting untuk melakukan asesmen ini di departemen yang banyak berhubungan dengan angka dan huruf.

Leadership Style Inventory digunakan untuk mengukur kemampuan kepemimpinan. Kemampuan memimpin sangat penting untuk dimiliki oleh pemegang jabatan seperti manajer, supervisor, dan juga direksi. Asesmen ini perlu digunakan karena menyangkut gagal atau suksesnya departemen yang dipimpinnya.

Dengan tes ini, anda dapat mengetahui gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh karyawan anda dan juga kelemahan yang dimilikinya, yang nantinya akan mempermudah HRD dalam memberikan pertimbangan. 

Setelah melakukan psikotes, HRD disarankan untuk melakukan interview kepada calon pemegang jabatan, perlu diperhatikan bahwa penilaian interview untuk tiap divisi dan jabatan berbeda-beda, sehingga anda perlu menyesuaikan dimensi penilaian yang dibutuhkan oleh jabatan di perusahaan anda.

Anda juga bisa bertanya mengenai pandangan mereka apabila dihadapkan pada suatu situasi yang terjadi di jabatan tertentu menggunakan case study.  

Case Study untuk mengukur kemampuan analisa dan pemecahan masalah

Case Study merupakan sebuah skenario yang disesuaikan dengan situasi yang diprediksi akan dihadapi saat bekerja sehari-hari. Anda akan menugaskan karyawan anda untuk membaca keseluruhan cerita, mencari informasi, menarik kesimpulan, dan mengusulkan solusi atas situasi yang dihadapi. Setelah itu,  anda juga bisa meminta karyawan anda untuk membaca persoalan itu secara individu dan menuliskan solusi yang dapat ia berikan.

Case study juga bisa digunakan secara berkelompok yang pada akhirnya, karyawan anda akan mempresentasikan hasil analisa dan diskusi apabila dihadapkan pada suatu situasi tersebut. 

Masih banyak perusahaan yang tidak menerapkan case study dalam proses asesmen karyawan. Hal ini dikarenakan mereka kurang paham mengenai cara pembuatan dan penyusunan case study yang relevan dengan kondisi perusahaan mereka. Padahal, case study sangat efektif dalam menilai sudut pandang, kemampuan analitik, dan pemecahan masalah karyawan. 

Untuk membantu dan mempermudah HRD Anda, kami telah Menyusun 12 contoh case study/ studi kasus untuk Anda yang bisa anda dapatkan melalui https://www.sinergiaconsultant.com/assessmentbundles

Setelah itu, mari kita lanjut ke proses asesmen yang lebih “nyata”.

Role play sebagai simulasi eksekusi 

Bentuk asesmen ini perlu melibatkan banyak koordinasi dan partisipasi dari berbagai pihak, namun hasil dari proses asesmen ini sangat relevan sebagai bahan pertimbangan HRD karena dapat menunjukan kemampuan karyawan dalam situasi yang lebih nyata saat menghadapi suatu permasalahan tertentu.

Role play juga dapat mengukur kemampuan komunikasi, bagaimana cara merencanakan sesuatu, dan cara melakukan eksekusinya. Pada penerapanya, role play membutuhkan sedikitnya 3 orang, yaitu asese, pemegang peran, dan asesor sebagai penilai.

Berbicara tentang penilai, terdapat satu lagi proses asesmen yang cukup unik.

Promosi Perlu Asesmen dari Segala Penjuru; Asesmen 360

Apabila HRD ingin mendapatkan informasi mengenai bagaimana cara karyawan anda berinteraksi dengan sesama karyawan, cara ia menumbuhkan awareness akan sekitarnya, dan cara ia engage dengan rekan-rekan kerjanya, maka asesmen 360 adalah pilihan yang tepat. Asesmen 360 pada prinsipnya adalah proses asesmen dimana seluruh karyawan memberikan penilaian terhadap karyawan lainya.

Dengan begitu, akan didapatkan data yang sangat kaya. Namun semua karyawan harus diberikan edukasi terdahulu mengenai cara pengisian dan kejujuran mengenai informasi yang diberikan sehingga data yang didapatkan akurat.

Dengan menggunakan proses asesmen yang sudah disebutkan, HRD akan lebih mudah mempertimbangkan karyawan mana yang pantas untuk naik jabatan dan diberikan tanggung jawab lebih. Proses asesmen yang sudah dilakukan juga bisa berguna sebagai bahan evaluasi mengenai kinerja karyawan, yang pada akhirnya akan dibuat suatu kesimpulan apakah karyawan tersebut layak mendapatkan promosi, demosi, rotasi, atau mutasi. 

Kesimpulannya, asesmen wajib dilakukan sebelum HRD membuat keputusan terkait kinerja karyawan. Dengan melakukan asesmen, HRD akan lebih mudah dalam membuat suatu keputusan dan pertimbangan, sehingga perusahaan memiliki SDM dengan kinerja yang optimal. Anda juga dapat membacanya lebih lengkap dalam buku Competencies 4.0, yang mengajak Anda menerapkan penilaian kompetensi ini untuk promosi jabatan. 

Apabila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai beragam alat yang dapat digunakan untuk asesmen, anda bisa mendapatkannya melalui https://www.sinergiaconsultant.com/assessmentbundles

Anda juga bisa berdiskusi bersama kami melalui https://www.sinergiaconsultant.com/kontakkami

Lets Connect!

By Naufal Fathanah

Naufal Fathanah


Saya merupakan seorang yang selalu lapar akan pengetahuan baru, update, serta banyak penyusun lainnya. Human captal merupakan keilmuan yang saya kuasai dengan beragam dinamika didalamnya, mengelolah manusia dalam setting organisasi perencaranaan dan melaksanakan pengembangan untuk kebaikan dirinya dan organisasi secara umum.


Tags

#HRD, Human Capital Practitioner


You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>