Siapa yang tidak mengenal Disney? Banyak orang dari berbagai belahan dunia bahkan melihat Disney adalah bagian dari masa kecil mereka, melalui cerita, film yang telah ia buat. Tak hanya itu ternyata bisnis Disney ini yang kita tahu, juga merambah ke dunia taman bermain dan stasiun TV, ESPN. Tak mengejutkan, jika berita mengenai rencana layoff dari Disney Company ini begitu menggegerkan dunia.
8 Februari 2023 yang lalu, CEO Disney, Bob Iger merencanakan untuk dapat melakukan pemutusan kerja pada 7.000 pekerjaan yang menjadi bagian dari Disney Company di seluruh sektor. Yang mana jumlah ini berarti sekitar 3.6% dari jumlah keseluruhan karyawan yang ada di Disney. Disney Company berencana untuk dapat menghemat sekita $5.5 juta dan membuat bisnis streaming-nya lebih menguntungkan. Dalam berita yang ditulis oleh Washington Post pada tanggal tersebut, Bob Iger mengatakan bahwa keputusan ini adalah sebenarnya untuk menjawab tantangan bisnis yang dihadapi Disney saat ini. Tentu saja keputusan ini, bukan keputusan yang mudah juga bagi Iger, untuk dapat diumumkan secara publik. Namun, jauh dari semua itu, Iger ingin mengembalikan core value dari Disney itu sendiri yaitu mengembalikan KREATIVITAS menjadi pusat dari kehidupan bisnis di perusahaan.
“We must return creativity to the center of the company, increase accountability, improve results and ensure the quality of our content and experiences,” ucap Iger yang ditulis oleh New York Times. Seperti pada core value mereka sejak awal, bagaimana kreativitas yang dihidupi oleh Walt Disney dapat menjawab tantangan zaman modern saat ini, meningkatkan hasil yang berujung tentunya pada profit perusahaan itu sendiri. Tidak lupa ia juga mengedepankan konten dan pengalaman yang berkualitas. Meski harus melakukan restruktur atau mengubah strategi atau cara yang perlu mereka adaptasikan.
DUNIA BERUBAH, RE-ORGANISASI BEGITU MENGERIKAN?
Dibalik semua berita mengenai layoff yang terjadi di Disney Company, ada hal besar yang sebenarnya sedang mereka rancang, yaitu melakukan re-organisasi. Re-organisasi ini sendiri merupakan hasil dari observasi dan data-data yang mereka kumpulkan, sehingga keputusan layoff adalah keputusan yang sudah diperkirakan dengan matang dan bulat. (Cek, cara sosialisasi kebijakan sensitif di HCA Online Mentoring Program)
Melalui kepemimpinan Iger, ia mengatakan bahwa sebenarnya Disney akan melakukan re-organisasi dengan tujuan agar biaya yang dikeluarkan menjadi lebih efektif serta meningkatkan fungsi dan pendekatan koordinasi pada proses operasional internal mereka. Dan tujuan re-organisasi ini sendiri adalah sebuah transformasi di beberapa unit bisnis yang dimiliki oleh Disney Company. Mereka telah merencanakan untuk memberikan budget power kepada beberapa creative projects yang menjadi pilihan dan unggulan.
DISNEY COMPANY YANG TAK PERNAH KEHILANGAN JATI DIRI
Siapa nih Business Owner atau Business Leader yang sudah merasa nyaman dengan bisnis yang sudah berjalan saat ini? Dalam beberapa kesempatan berjumpa dengan Business Owner / Pengusaha, saya sendiri kerapkali bertanya “kapan terakhir review visi-misi atau struktur organisasi bapak/ibu?”. Jawaban yang mengejutkan mulai dari, visi-misi itu ga penting, belum punya core value ataupun terakhir dibuat adalah 15 tahun yang lalu. (Cara buat visi, misi, value dan struktur organisasi ada di HCA Online Mentoring Program)
Misalnya saja Anda sudah merumuskan visi, misi, value dan struktur perusahaan Anda 15 tahun yang lalu, dan kita lihat, apa yang sudah terjadi pada 15 tahun terakhir, atau tepatnya pada tahun 2008. Pada tahun 2008, platform kurir online, belum begitu marak, belum ada marketplace atau e-commerce, belum juga mengenal WA (Whatsapp) sebagai jalur komunikasi saat ini (ingat, saat itu mungkin banyak menggunakan SMS atau Chat Blackberry dengan tukar PIN). Pada tahun 2008 pula, koneksi internet belum secepat saat ini, media sosial masih seadanya dan belum banyak alternatif. Belum ada jalur iklan melalui internet atau digital marketing. Tim Anda mungkin cukup beraktivitas berdasarkan jam kantor 9 to 5. Belum ada istilah hybrid working, remote working ataupun work from home.
Maka, pertanyaannya, apakah apa yang telah dibuat pada tahun 2008 tersebut, masih relevan dengan kondisi atau situasi saat ini? Bisa jadi visi Anda tidak berubah, tujuan mengapa bisnis ada pun tidak banyak berganti, namun strategi dan struktur pasti perlu disesuaikan kembali.
Mungkin, seperti yang disampaikan di awal, bahwa bisa jadi Disney adalah bagian dari masa kecil kita semua. Mereka berdiri pada tahun 1923 di California oleh pendirinya Walt dan Ray O. Disney. Artinya, tahun ini 100 tahun usia Disney Company ini. Dan reorganisasi yang dilakukan Disney, bukan hanya terjadi pada tahun 2023 ini saja. Sejarah mencatat, Disney melakukan ekspansi berulang kali dan artinya mereka pun perlu reorganisasi secara berulang kali. Perubahan organisasi atau re-organisasi secara berkala inilah yang membuat bisnis Disney tetap sustain sampai saat ini, dan bahkan kita tetap dapat menikmati sajian hiburannya sampai detik ini.
Disney Company berubah, berkembang dari waktu ke waktu meskipun bentuk strategi dan perubahaannya di tahun ini adalah dengan melakukan layoff, namun mereka tetap kokoh berdiri pada jati diri mereka yaitu membawa core value, kreativitas ini pada perubahan yang sedang dicanangkan.
“As you’ve heard me say many times, creativity is the heart and soul of who we are and what we do at Disney. And in a creative business like ours, nothing can replace the ability to connect, observe, and create with peers that comes from being physically together, nor the opportunity to grow professionally by learning from leaders and mentors.” Kata Iger dalam konferensi pers yang diadakan.
Maka, sudah selayaknya perusahaan yang terus bertumbuh perlu lebih menyadari perubahan di sekitarnya serta melakukan perubahan organisasi, apapun konsekuensi yang mungkin dapat mengikuti.
RE-LOOK INSIDE
Banyak orang takut dengan perubahan bahkan mereka takut berubah. Hal ini merupakan hal yang sangat wajar dapat terjadi pada individu sebagai pekerja, Business Owner dan Business Leader yang mengawal perubahan itu. Saya pun melihat ada orang yang memang dapat berubah dengan sangat cepat, membuat timnya pun kelabakan dengan perubahan yang dibuat. Serba tidak jelas, tidak tahu arahnya kemana dan yang akhirnya perubahan yang diinginkan malah tidak mengarah pada hal yang baik.
Namun, beberapa perusahaan yang saya ulas, termasuk Disney Company, bahkan Sinergia Group Indonesia sendiri, melakukan perubahan dengan selangkah demi selangkah, mengumumkannya di depan orang lain terutama timnya dengan cukup lugas, sehingga tidak membuat orang lain merasa ambigu, justru membuat mereka merasa bagian dari transformasi perusahaan.
Maka, saat Anda merasa tahun ini, memang saatnya Anda melihat kembali dan melakukan penyesuaian pada perusahaan Anda, ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan, agar tidak tergesa-gesa dan dapat membantu tim Anda mengenali tujuan besar dari perubahan itu sendiri. Langkah ini diadaptasi dari framework besar 3 Kunci Sukses Pengelolaan SDM dalam buku yang sudah dicetak.
1. Mindset : Hal Yang Abadi Adalah Perubahan
Sebagai Business Owner ataupun Business Leader semestinya mindset ini tidak boleh lepas dari Anda. Perubahan adalah hal yang wajib, dan perubahan pun harus menuju pada satu titik yang lebih baik di perusahaan. Sayangnya, kadang kita takut untuk berubah, menomorduakan perubahan karena terlalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari, atau bahkan gagal menyampaikan pentingnya perubahan ini pada tim kita. Sehingga perubahan yang niatnya positif menjadi gossip yang tidak bermanfaat dalam proses kerjanya.
Memiliki mindset ini bagi seluruh tim adalah hal yang sangat penting. Maka menemukan dan memiliki tim yang dapat beradaptasi dengan perubahan menjadi hal yang perlu diprioritaskan. Atau kalau Anda sudah memiliki tim di dalam perusahaan Anda saat ini, coba lihat lagi ke dalam, siapa orang yang bisa membantu Anda untuk membawa perubahan positif ini?
2. System : Apa Yang Berubah? Siapa Benchmark Anda?
Saat perusahaan memutuskan untuk re-organisasi, artinya tidak semua bagian atau departemen harus merubah cara kerjanya. Maka tentukan, apa hal yang berubah dan apa dampaknya dari perubahan itu. Misalnya saja, jika Anda merubah seragam kantor, mungkin tidak berdampak terlalu banyak pada pengembangan. Namun saat Anda merubah produk dan menyatakan purpose atau core value Anda dalam berbisnis, bisa jadi perubahan ini, membawa dampak yang sangat besar.
Dan yang pasti jangan terburu-buru! Anda juga perlu menentukan siapa orang atau perusahaan yang menjadi role-model Anda dalam perubahan ini? Bisa jadi perusahaan besar seperti Disney, atau perusahaan lain, yang Anda lihat mempunyai bidang bisnis serupa dengan bisnis Anda. Dengan memodelling ini, akan mempermudah proses perubahan Anda kelak.
3. Leadership : Siapa Yang Akan Mengawal? Siapa Mentor Anda?
Siapa yang akan mengawal perubahan yang terjadi di perusahaan? Apakah hanya peran sebagai Business Owner atau Business Leader? Atau Anda memiliki tim change management / re-organisasi, yang dapat memastikan perubahan ini berjalan? Anda perlu menentukan penanggungjawab segala perubahan yang telah ditetapkan, sampai hal tersebut menjadi kebiasaan. Sebab, saat perubahan itu hanya disampaikan saja, tidak akan pernah berdampak apa-apa.
Pastikan juga, Anda memiliki mentor dalam perubahan ini. Lihat blindspot yang mungkin Anda tidak ketahui dari sudut pandang mentor Anda. Atau Anda dapat mencari wisdom, langkah yang lebih praktis dan strategis dari mentor yang berpengalaman. Dan dalam hal ini, Anda dapat menghubungi tim kami untuk konsultasi.
Jadi, keputusan layoff memang dalam beberapa situasi akan nampak mengerikan bagi beberapa pekerja. Namun, dilihat dari sudut pandang organisasi, bisa jadi keputusan ini justru membawa dampak transformasi yang baik, jika dirancang, disosialisasikan dan dieksekusi dengan baik.
READING CLUB
Jose, Teena. (2023). Disney plans to fire 7.000 employees: report. Source: entrepreneur.com. 2023 Februari 15.
Mark, Julian. (2023). Disney to cut 7,000 jobs as revenue rises and streaming subscription falls. Source: washingtonpost.com. 2023 Februari 15.
Barners, Brroks. (2023). Searching for streaming profit, Disney cuts $5.5 billion in costs. Source: nytimes.com. 2023 Februari 15.
Chmielewski, Dawn & Richwine, Lisa. (2023). Disney to cut 7,000 jobs in major revamp by CEO Iger. Source: reuters.com. 2023 Februari 215
The Walt Disney Company. Source: Wikipedia.com. 2023 Februari 20