Karyawan resign, tidak menemukan pengganti atau leader yang gagal melakukan regenerasi seringkali menjadi isu tidak suksesnya talent management. Apa yang salah dan mengapa hal ini tidak berhasil? Simak di bawah ini.
“Salah satu supervisor andalan saya baru saja mengajukan resign untuk pindah ke perusahaan lain. Sulit sekali menemukan kandidat yang sekaliber dia”
“Waktu saya habis untuk melakukan rekrutmen. Sulit sekali menarik kandidat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan owner”
“Kenapa susah sekali membuat tim kita untuk lebih produktif dan termotivasi ya?”
Siapa nih diantara rekan-rekan HC Practitioner yang pernah mengalami situasi-situasi di atas? Berbicara tentang talent management tentu tidak akan ada habisnya. Rekan-rekan HC Practitioner mungkin sudah pernah mencoba menyukseskan program talent management di perusahaan masing-masing. Sebagian ada yang berhasil sesuai harapan, sebagiannya lagi menemukan jalan buntu.
Untuk memahami penghambat program talent management, tentu kita perlu memahami:
“Apa saja sih ruang lingkup talent management yang perlu kita ketahui?”
Menurut Lewis & Heckman (2006), talent management adalah proses menyeluruh. Mulai dari proses rekrutmen, penempatan SDM, sampai dengan perencanaan untuk mengembangkan kualitas SDM agar mereka menjadi lebih baik. Ada 6 tahapan yang terjadi dalam proses talent management, yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah pertama dalam proses talent management. Ini melibatkan identifikasi hal-hal yang dibutuhkan untuk memulai proses talent management. Seperti persyaratan yang dibutuhkan, merumuskan uraian pekerjaan untuk posisi yang diperlukan, dan mengembangkan rencana tenaga kerja untuk inisiatif perekrutan. Konsultasikan juga strategi perencanaan talent management Anda di Private Coaching Program.
2. Attracting Talent
Pada saat melakukan proses perencanaan (manpower planning) tentunya kita perlu mengidentifikasi talent source untuk posisi-posisi tertentu, apakah talent tersebut akan berasal dari kandidat internal maupun eksternal.
Di sinilah employer branding perusahaan yang dibangun ikut berperan menentukan kualitas lamaran yang masuk.
Apa itu Employer Branding? Employer Branding adalah citra perusahaan di mata para calon talent. Proses tersebut akan melibatkan menarik pelamar. Jika akan mengambil dari sumber eksternal, talent management akan mengumumkannya melalui portal pekerjaan, jejaring sosial, dan rujukan.
3. Recruitment & Selection
Proses ini melibatkan penggunaan serangkaian tes dan pemeriksaan untuk menemukan kecocokan yang tepat antara pelamar dengan perusahaan untuk pekerjaan tersebut.
Tes tertulis, wawancara, diskusi kelompok, dan pengujian psikometrik serta analisis mendalam tentang semua informasi yang tersedia tentang kandidat membantu dalam mengukur gambaran lengkap tentang pelamar tersebut. Untungnya, kami sudah menyiapkan 8 guideline Competency Based Interview untuk memudahkan proses interview Anda.
4. Learning & Development
Saat talent sudah bergabung dengan perusahaan sebagai karyawan, sangat penting untuk mengembangkan karyawan membantu mereka tumbuh bersama organisasi.
Selain itu, proses talent management ini dapat melatih mereka untuk keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan untuk berkontribusi pada kesuksesan bisnis serta membangun loyalitas dan meningkatkan keterlibatan karyawan.
Human Capital Department dalam hal ini berperan sangat penting untuk melakukan Training Need Analysis dan Personal Development Program yang sesuai untuk karyawan tersebut. Akses Modul Training dan Form Kebutuhan Pembelajaran
5. Employee Retention
Agar perusahaan benar-benar sukses, berkelanjutan, karyawan yang telah ada perlu dipertahankan secara efektif. Sebagian besar perusahaan berusaha mempertahankan karyawan terbaik mereka melalui promosi, menawarkan peluang untuk mengembangkan karier, hingga mendorong keterlibatan dalam proyek-proyek khusus.
Beberapa perusahaan menerapkan empowerment atau pemberian wewenang / keterlibatan dalam pengambilan keputusan, succession planning atau pelatihan untuk peran yang lebih berkembang, hingga program penghargaan.
Berbagai tips untuk mempertahankan talenta terbaik di perusahaan di podcast #CurhatHRD kami:
Ikuti juga live online training tentang membangun kultur perusahaan yang baik untuk Employee Retention dengan mendaftar sebagai member DISINI.
6. Transisi
Talent management yang efektif berfokus pada transformasi kolektif dan evolusi perusahaan melalui pertumbuhan kompetensi karyawan secara individu.
Ini termasuk membuat setiap karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Memberikan tunjangan pensiun, melakukan wawancara keluar dan perencanaan suksesi yang efektif mungkin tampak seperti poin karier yang tidak terkait tetapi semuanya merupakan alat transisi yang memungkinkan perjalanan bersama.
Nah, itu dia berbagai hal yang perlu Anda ketahui mengenai talent management. Akan tetapi dalam pelaksanaannya talent management tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses talent management di suatu perusahaan.
“Lalu, apa saja penyebab program talent management di sebuah perusahaan bisa gagal atau mandeg?“
Mari kita jelajah bersama tentang penyebab kegagalan talent management di perusahaan.
1. Kurangnya Monitoring & Evaluasi
Biasanya, strategi dan rencana sudah dibuat matang, tetapi ada saja kendala dalam mengontrol dan evaluasi strategi yang sudah dibuat sebelumnya. Tentu dibutuhkan komitmen tinggi dari para stakeholders untuk mengawasi perkembangan program talent management yang sedang dijalankan di perusahaan. Stakeholders yang dimaksudkan disini bukan hanya Departemen Human Capital tetapi juga peran executive dan juga owner di dalam penanggung jawab program.
Perubahan struktur organisasi ataupun pergantian tim yang berkaitan di tengah proyek menyebabkan hilangnya alur komunikasi yang baik sehingga hasil meleset dari rencana dan strategi. Maka dari itu, diperlukan kerja sama yang baik dari tiap personil, juga pemahaman yang sama terhadap tujuannya. Untuk memudahkan Anda dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja tim Anda, silakan akses Form Monitoring dan Evaluasi Kinerja yang sudah kami buat, simak juga pembelajaran dan panduannya di HCA Online Mentoring Program.
2. Proses Identifikasi talent management yang subjektif
Mungkin selama ini persepsi HC Practitioner terhadap apa yang disebut dengan talent sedikit meleset. Ketika kita membahas manajemen talenta, talent bukanlah sekadar karyawan berpotensi biasa. Talent adalah kelompok orang-orang yang dinilai sebagai high performer dan high potential employees.
Pada saat Anda melakukan identifikasi talent, pastikan Anda sebagai HC Practitioner telah melakukan asesmen yang tepat untuk mengategorikan dua kelompok talent tersebut. Dan pastikan untuk tidak menempatkan pandangan subjektif HC Practitioner di dalamnya.
Untuk bisa mendapatkan hasil asesmen yang objektif dan efektif dalam proses identifikasi talent pastikan Anda sudah cek 70+ pembelajaran dan tools untuk mempermudah asesmen Anda di Premium Assessment Bundle.
Di dalam proses identifikasi talent HC Practitioner juga perlu memperhatikan juga faktor selain skills (hard&soft) yang dimiliki karyawan. Kemampuan kandidat atau karyawan dalam menyesuaikan diri dengan visi misi dan value perusahaan juga penting dalam pertimbangan memilih talent. Mereka yang digolongkan sebagai talent adalah kelompok karyawan yang bisa diajak bekerja sama secara optimal dalam rangka memenuhi tujuan perusahaan.
Jangan sampai terjebak dengan latar belakang SDM yang merupakan lulusan kampus ternama maupun pengalaman kerja di perusahaan terkemuka. Proses identifikasi talent yang parsial tersebut dapat membuat Anda gagal mengidentifikasi training need analysis dari SDM yang seharusnya dapat dikembangkan menjadi talent di masa datang (Akses juga video pembelajaran tentang training di HCA Online Mentoring Program).
3. Generation Gap Dalam Talent Management
Salah satu factor yang sering luput dari perhitungan HC Practitioner dalam menerapkan talent management adalah Generation gap terkadang luput dari perhitungan strategi talent management.
Berapa banyak di antara Anda yang pernah terkendala ketika mengerjakan proyek dikarenakan perbedaan cara komunikasi? Sebagai contoh, Generasi Y atau lebih dikenal sebagai Generasi Milenial yang paling dominan berada di dalam sebuah perusahaan. Meski begitu, akan lebih baik jika HC Practitioner juga menyiapkan strategi untuk menyeleksi, mengelola, dan mempertahankan generasi berikutnya juga (Gen Z).
Talent management bertujuan membantu karyawan dalam sebuah perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mendorong prestasi dalam setiap pekerjaannya. Produktivitas karyawan yang tinggi dapat meningkatkan revenue perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan.
Tidak ada formula yang selalu tepat agar mendapatkan cara singkat karena kebutuhan dan kondisi SDM di setiap perusahaan berbeda-beda. Namun, Anda dapat melakukan Analisa dengan panduan diatas dengan menyesuaikan dengan situasi perusahaan Anda saat ini.
Dapatkan solusi talent management untuk perusahaan Anda dengan bergabung dengan program Private Coaching Program dan apabila Anda memiliki pertanyaan terkait talent management, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui https://www.sinergiaconsultant.com/kontakkami
Let’s Connect!
By Padmayoni Luh Ari