August 14, 2023

High Tech or High Touch? Why Not Both!

0  comments

Dunia kerja berubah dengan sangat cepat di era masa kini. Perkembangan teknologi yang high tech terus menerus mempengaruhi cara kerja dan interaksi kita. Hal ini memberikan tantangan dan peluang baru bagi para leaders, baik business owner sebagai pemegang kendali perusahaan ataupun Human Capital practitioner sebagai pengelola para SDM di perusahaan.

Di satu sisi, teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman kerja bagi para karyawan. Dengan otomatisasi dalam menyelesaikan tugas, proses kerja yang lebih efisien, serta kemudahan akses ke informasi dan sumber daya yang dibutuhkan, produktivitas, kecepatan kerja, dan employee engagement dapat meningkat dengan cukup signifikan  dalam perusahaan apabila potensinya dapat dimaksimalkan. 

“Sebuah studi oleh Society for Human Resource Management menemukan bahwa 72% karyawan percaya bahwa teknologi dapat membantu mereka menjadi lebih produktif”

Kehadiran AI yang mudah diakses khalayak umum semakin berpotensi untuk mewujudkan produktivitas yang diinginkan.

Namun, di sisi lain, teknologi juga bisa menyebabkan terputusnya sebuah hubungan dan interaksi yang organik di perusahaan, seolah terdapat “invisible wall” dalam komunikasi dan hubungan interpersonal karyawan. 

Jika tidak dihadapi dengan hati-hati, hal ini berpotensi dapat mengurangi interaksi manusia di tempat kerja. Dampaknya, membangun hubungan, menciptakan ikatan tim, dan membentuk budaya serta kultur kerja yang positif menjadi tantangan besar yang akan dihadapi di masa mendatang.

Tantangan bagi pemimpin SDM adalah menemukan keseimbangan antara manfaat teknologi dan kebutuhan akan hubungan antar manusia. Ini berarti menggunakan teknologi AI secara bijak untuk meningkatkan pengalaman kerja dan produktivitas karyawan sambil tetap menjaga aspek-aspek sentuhan manusia secara personal.

1. Menciptakan harmoni antara teknologi dan aspek kemanusiaan.

Bagaimanapun, sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan koneksi emosional dengan sesama. Teknologi AI, sebagus apapun, tidak dapat membentuk hubungan emosional dengan kita. Selain itu, AI tidak memiliki semua jawaban yang kita butuhkan. Misalnya, jika Anda menerima paket dengan produk yang rusak, chatbot mungkin dapat memberikan informasi dasar tentang kebijakan pengembalian barang Anda. Namun, dalam situasi yang menimbulkan frustasi, Anda ingin berinteraksi dengan seorang individu yang sebenarnya yang dapat berempati dengan Anda dan membantu memperbaiki situasi. Dalam hal ini, AI yang lebih “manusiawi” dapat meneruskan informasi Anda kepada perwakilan layanan pelanggan, sehingga Anda tidak perlu mengulanginya sendiri.

Teknologi AI dapat memberikan saran mengenai waktu, tempat, dan peserta yang perlu hadir dalam rapat. AI juga dapat membantu Anda menyusun agenda dan mengatur jadwal rapat. Namun, tetaplah menjadi tanggung jawab Anda untuk memastikan rapat tersebut efektif dan tidak menghabiskan waktu secara sia-sia. Kerjasama yang harmonis antara AI dan manusia sangat penting, bukan hanya sekedar perubahan peran dan tanggung jawab.

2. Gunakan pendekatan high touch untuk dalam pengambilan keputusan yang penting!

Mobil self-driving seperti TESLA merupakan contoh yang baik tentang masih perlunya peran manusia dalam mengemudi. Setiap kendaraan self-driving tetap memiliki seorang pengemudi yang bertugas untuk mengambil alih jika mesin mencapai batasnya atau mengalami kebingungan/malfungsi. Begitu juga ketika Anda menghubungi call center tertentu, kemungkinan besar pertanyaan Anda akan dialihkan ke operator manusia karena mesin tidak dapat sepenuhnya memahami Anda.

Contoh lainnya, chatbot seperti Chat GPT dan Bard dari google dapat membantu kita dalam mengambil keputusan keuangan atau mengatur dan mengelola jadwal-jadwal kita. Namun, apakah Anda akan memberikan kepercayaan penuh pada mesin untuk merencanakan masa pensiun Anda? Tentunya tidak.

Teknologi AI perlu menjadi suatu nilai tambah yang membantu kita dalam mengambil keputusan yang lebih cerdas dan akurat. Namun, pada titik akhirnya, keputusan akhir tidak bisa ditentukan secara eksklusif oleh teknologi tersebut, karena teknologi AI tidak terlatih untuk menghadapi situasi baru. Dalam keputusan yang krusial, kehadiran sentuhan manusia yang lekat dengan high touch tetap diperlukan.

3. Trust your intuition!

Meskipun teknologi AI sangat berguna dan akan terus berkembang, secanggih apapun teknologi yang hadir kedepannya tidak akan mampu menggantikan intuisi dan sentuhan manusiawi kita. Tidak ada teknologi yang bisa menggantikan naluri kita. Business Owner dan HR sebagai leader di perusahaan perlu menggunakan intuisi mereka dengan seimbang dan jangan selalu bertumpu pada AI dalam mengambil keputusan. Meskipun AI dapat memberikan saran dan meningkatkan produktivitas perusahaan, pada akhirnya kita harus mengandalkan pengalaman di masa-masa sebelumnya untuk menanggapi situasi yang serupa.

So? Kolaborasikan High Tech dan High Touch dalam perusahaan Anda!

Human Capital Conference 2023 akan membahas tantangan ini secara mendalam. Konferensi ini akan melibatkan berbagai pembicara dari kalangan akademisi, bisnis, dan pemerintahan yang sudah expert di bidangnya. 

Konferensi ini juga menyediakan kesempatan untuk menjalin hubungan profesional melalui berbagai kegiatan dalam connection room, sehingga peserta dapat terhubung dengan rekan-rekan SDM lainnya dan saling berbagi insight satu sama lain.

Human Capital Conference 2023 hadir sebagai ruang diskusi untuk isu-isu di atas, dengan melibatkan para ahli dan menyediakan kesempatan untuk memperluas jaringan profesional. kita akan belajar bersama untuk dapat mengkolaborasikan AI dengan human touch secara maksimal. Segera DAFTAR HC CONFERENCE 2023 dan sampai jumpa di 5-6 Oktober 2023!

Let’s Smash!

Naufal F


Saya merupakan seorang yang selalu lapar akan pengetahuan baru, update, serta banyak penyusun lainnya. Human captal merupakan keilmuan yang saya kuasai dengan beragam dinamika didalamnya, mengelolah manusia dalam setting organisasi perencaranaan dan melaksanakan pengembangan untuk kebaikan dirinya dan organisasi secara umum.


Tags


You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>