By Naufal Fathanah
Pernahkah Anda mendapati banyak karyawan yang tiba-tiba pergi meninggalkan perusahaan Anda? Atau mungkin banyak karyawan Anda yang sudah tidak berusia muda lagi sehingga Anda mulai mempertimbangkan untuk mencari suksesor untuk meneruskan karya-karya nya? Atau bisa jadi Anda ingin meningkatkan kekuatan perusahaan Anda dengan menambah “pasukan”?
Proses rekrutmen adalah sesuatu yang pasti akan dilakukan oleh perusahaan. Baik itu perusahaan yang baru mulai berjalan maupun perusahaan yang sudah berlari dengan kencang. Cepat atau lambat, semua perusahaan pasti akan merasakan bagaimana rasanya kehilangan talenta terbaik mereka. Alasanya pun bisa beragam. Beberapa karyawan ingin mencari tantangan baru di lingkungan yang baru pula. Ada juga karyawan yang merasa bahwa hasil kerjanya saat ini tidak diapresiasi dengan baik oleh perusahaan. Ada yang merasa kehadirannya kurang mendapat penghargaan dari atasan, dan masih banyak lagi alasan-alasan yang digunakan saat mereka ingin memutus kontrak kerja. Perasaan sedih dan kecewa tentunya menghantui Business Owner saat ditinggal pergi oleh salah satu karyawan terbaiknya.
Sebagai Business Owner, kita tidak boleh berlarut dalam kesedihan saat ditinggal karyawan terbaik kita. Apapun yang terjadi, bagaimanapun caranya, Business Owner harus bisa memastikan semua proses bisnis tetap berjalan dengan menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Tapi apa yang akan terjadi apabila Anda dan jajaran tim tidak bisa menjalankan proses bisnis tersebut dengan maksimal? Bagaimana jadinya bila tim Anda merasa lelah karena beban kerja serta tanggung jawab yang sebelumnya dipegang oleh karyawan terbaik Anda terpaksa harus diberikan kepada salah satu bawahan? Tentunya hal tersebut akan menghambat proses bisnis dan HRD pun harus menyiapkan penggantinya. (Pelajari tentang rekrutmen di HCA Online Mentoring program)
Tapi tunggu dulu!
Kita juga tidak boleh terlalu cepat dalam merekrut karyawan. Tentunya, di saat-saat genting seperti ini Anda menginginkan untuk segera mendapatkan karyawan baru dengan kompetensi yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Sehingga saat Anda mendapatkan kandidat dengan beragam sertifikasi dan pengalaman, bisa dipastikan kandidat tersebut akan sangat dipertimbangkan untuk direkrut oleh perusahaan Anda. Namun, alangkah lebih bijak apabila kita tidak hanya menilai kandidat dari satu kompetensi saja, melainkan juga menilai etos kerja, perilaku kerja, kemampuan kerjasama, serta kompetensi lain yang akan diperlukan saat ia melakukan pekerjaannya nanti.
Sangat disarankan bagi Anda untuk melihat kamus kompetensi yang kami sediakan di Kamus Kompetensi untuk memudahkan Anda dalam memetakan kompetensi yang dibutuhkan di tiap jabatan. Untuk menilai apakah kompetensi tersebut dimiliki oleh seorang kandidat, tim HC biasanya akan mengadakan proses interview.
Proses interview terbilang proses yang efektif untuk dilakukan. Selain karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan, proses interview juga terbilang cukup praktis. Siapa yang akan menyangka dengan menggunakan metode yang “tanpa biaya” dapat menghasilkan dampak yang cukup besar dalam kegiatan rekrutmen perusahaan. Tetapi, perlu diketahui bahwa dampak yang dihasilkan tidak selalu positif. Anda juga kemungkinan bisa mendapatkan rekrutan yang tidak sesuai dengan keinginan Anda. Dalam hal ini, departemen HC sangat berperan dalam pelaksanaan proses interview.
Sekarang saatnya tim HC Anda bekerja. Persiapan demi persiapan sudah dilakukan. Mulai dari menulis job requirements, membuat iklan lowongan kerja, dan menyebarkanya melalui beberapa situs dan portal kerja. Setelah menunggu sekian minggu, akhirnya terkumpul ratusan kandidat. Sekarang saatnya memutuskan kandidat mana yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. HC pun mulai melakukan proses interview kepada beberapa kandidat yang dinilai sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Dalam proses interview, seringkali HC dihadapkan pada situasi yang menyulitkan, seperti menanyakan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan saat bekerja, melakukan proses interview dengan durasi mendekati satu jam, atau mungkin juga kesulitan mendapatkan informasi dari kandidat. Dalam beberapa kasus, HC bahkan tidak tahu harus bertanya apa lagi kepada kandidatnya (akses tips dan panduan gratisnya). Hal paling menyakitkan datang saat mengetahui bahwa HC merekrut kandidat yang hasil interview-nya tidak sesuai dengan hasil kerja yang diperlihatkan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal tersebut terjadi karena HC Anda masih menggunakan metode traditional interview.
Traditional interview sendiri merupakan proses interview dimana interviewer hanya menanyakan hal-hal yang umum untuk ditanyakan. Seperti:
“Ceritakan pengalaman Anda!”
“Apa kelemahan Anda?”
“Mengapa Anda ingin bergabung bersama kami?”
Pertanyaan seperti diatas sebenarnya bukan suatu kesalahan. Dalam beberapa situasi dan kondisi, pertanyaan tersebut mampu digunakan HC untuk mendalami karakter dari kandidat. Namun, perlu diketahui bahwa metode traditional interview ini memiliki beberapa kekurangan.
Traditional interview dinilai kurang mampu mengungkap soft skills dan kelemahan kandidat
Karena pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan-pertanyaan umum, maka jawaban yang didapatkan juga akan berupa jawaban umum. Dengan begitu, HC akan kesulitan untuk mengetahui soft skills yang dimiliki oleh kandidat. HC juga hanya akan mengetahui kelemahan yang dimiliki oleh kandidat secara umum saja, kandidat tidak akan memperlihatkan kelemahannya karena pertanyaan yang diajukan kepada kandidat kurang mampu menggali kelemahan secara mendalam.
Selain itu, traditional interview cenderung memakan waktu lama. Bisa disebabkan karena kandidat kesulitan dalam menjawab, interviewer yang terlalu banyak berbicara, atau interviewer yang kurang mampu dalam memberikan pertanyaan yang memancing kandidat untuk berbicara. Maka dari itu, penting bagi HC untuk bisa melakukan interview yang efektif dan efisien.
Lalu, metode interview apa yang efektif untuk bisa menggali kompetensi kandidat?
Saatnya beralih menggunakan competency-based interview!
Competency based interview bertumpu pada kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh kandidat, dimana penggunaan metode competency based interview ini akan mampu menggali kompetensi, keterampilan, dan kemampuan kandidat dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya saat sudah diterima. Tidak hanya itu, Competency based interview mampu mengobservasi perilaku yang akan muncul jika kandidat menemui masalah dan berbagai problematika saat sedang bekerja di masa yang akan datang. Tentunya hal ini akan mempermudah HC nanti dalam membuat program training yang cocok untuk kandidat. (Download contohnya disini)
Apa saja yang menjadi poin competency based interview?
Dalam melakukan interview, tentunya HC sudah memiliki alur tertentu yang tertuang dalam daftar kumpulan pertanyaan untuk ditanyakan pada kandidat. Dalam competency based interview kita perlu lebih dahulu mengetahui dan menentukan kompetensi dari jabatan yang sedang ingin direkrut. Sehingga nantinya Anda memiliki guideline interview yang berbeda-beda untuk tiap jabatan. Tentunya Anda tidak mungkin menggunakan kompetensi level staff sebagai bahan saat melakukan interview untuk level manajer atau direksi. Sebelum membuat dan melakukan competency based interview, Anda perlu melihat kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki pada tiap jabatan.
Anda tidak perlu bingung, karena kami sudah menyiapkan guideline interview, lengkap dengan pertanyaan dan kompetensi untuk 6 level jabatan melalui Premium Assessment Bundles atau KLIK LINK https://www.sinergiaconsultant.com/assessmentbundle
Contohnya, dalam guideline competency based interview level staff terdapat kompetensi adaptabilitas. Adaptabilitas dalam kompetensi ini memiliki arti kemampuan kandidat dalam menyesuaikan diri dengan segera terhadap suatu perubahan, baik perubahan pekerjaan ataupun situasi kerja. Dalam hal ini, Anda dapat bertanya mengenai cara ia dalam beradaptasi di lingkungan kerja sebelumnya, langkah apa yang bisa dilakukan untuk beradaptasi di lingkungan baru, lalu Anda juga bisa bertanya mengenai apa yang menjadi tantangan dalam memulai pekerjaan baru atau saat berada pada situasi baru.
Dengan menanyakan hal tersebut, maka HC dapat mengetahui bagaimana proses ia dalam beradaptasi di lingkungan kerja secara nyata. Prinsipnya, HC mampu memprediksi bagaimana performa karyawan tersebut saat bekerja berdasarkan pengalaman dan cara ia menyelesaikan masalah di pekerjaan sebelumnya. Pastinya hal ini akan memudahkan HC dalam membuat pertimbangan saat membuat keputusan. Apabila HC Anda masih kesulitan dalam membuat keputusan, kami bisa membantu Anda melalui HCA Online Mentoring Program.
Hal yang sama juga dapat Anda lakukan di kompetensi lainnya, seperti kemampuannya dalam menggunakan komputer, atau bagaimana cara ia menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaannya. Anda dapat menanyakan perangkat apa saja yang pernah digunakan, bagaimana cara ia memaksimalkan penggunaan perangkat tersebut, atau Anda juga dapat bertanya mengenai aplikasi yang pernah ia gunakan untuk menunjang pekerjaanya.
Terakhir, untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai cara kandidat dalam mengerjakan sesuatu, Anda dapat meminta ia untuk memberikan contoh saat mengerjakan suatu tugas seperti:
“Berikan saya contoh bagaimana Anda memulai suatu pekerjaan yang belum pernah Anda kerjakan sebelumnya!”
“Ceritakan bagaimana cara Anda mengatasi suatu konflik saat bekerja!”
Jangan lupa untuk mengaitkan pertanyaan dengan kompetensi yang dibutuhkan di perusahaan Anda atau kompetensi untuk level jabatan tersebut.
Nah, setelah Anda mengetahui mengenai competency based interview tersebut, apakah Anda mulai tertarik untuk menerapkan metode interview ini di perusahaan Anda? Tenang, Anda dapat mempelajari dan memiliki panduan interview yang lebih lengkap melalui https://www.sinergiaconsultant.com/assessmentbundle
Apabila Anda masih memiliki pertanyaan, diskusikan bersama kami di https://www.sinergiaconsultant.com/kontakkami
Let’s connect!