December 7, 2020

COACHING : Metode pemberdayaan karyawan yang tepat di era new normal

0  comments

By Wisnu Ardhi

Pernah mendengar istilah “mens sana in corpore sano” ini kan Business Owner, HC Practitioner dan Professional Leader? Istilah ini tentunya tidak asing bagi sebagian orang, yang mana artinya adalah : dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Sepertinya kalimat itu tepat untuk menggambarkan suasana tahun 2020 ini. Hal ini tidak lain dikarenakan, Indonesia bahkan seluruh dunia kedatang tamu yang meresahkan yaitu tuan Covid.

Mulai masuknya COVID19 memaksa sebagian besar orang untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga agar terhindar dari gangguan virus satu ini. Selain dampak kesehatan yang harus diwaspadai ternyata ada sisi lain yang terdampak dari kedatangan virus ini yaitu pertumbuhan ekonomi, dimana banyak UMKM mulai stuck atau bahkan bergerak mundur, dan sedihnya beberapa bisnis mulai tutup.

Selain itu, ternyata dampak dampak ini juga dirasakan oleh beberapa industri/perusahaan yang memaksa perusahaan melakukan beberapa langkah agar dapat melalui bertahan seperti :

  1. Menerapkan sistem kerja baru (WFH) Work From Home
  2. Melakukan efisien karyawan
  3. Pengaturan jam kerja, dll

Selain langkah-langkah itu untuk bertahan dan berkembang, banyak perusahaan atau bisnis yang akhirnya berusaha menjadi lebih gesit. Dalam keadaan ini, perusahaan mulai  tumbuh dan berusaha menyeimbangkan dengan dinamisme yang muncul agar dapat beradaptasi dalam bisnis mereka masing-masing. Harapannya, dapat beradaptasi dengan perkembangan bisnis di masa depan yang selalu berubah dan tidak dapat diprediksi.

Mendengar hal tersebut sebagai Business Owner, HC Practitioner dan Professional Leader, seperti dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan pada pengelolaan SDM dalam perusahaan. Di Era Normal, ternyata beberapa perusahaan telah mengambil langkah untuk melakukan pengurangan SDM agar terjadi keseimbangan antara jumlah SDM dan pertumbuhan bisnis. Dengan adanya pengurangan itu harapan produktivitas karyawan tetap terjaga dan bahkan meningkat.

Berbicara tentang bagaimana mempertahankan produktivitas, maka salah satu hal yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah melakukan pemberdayaan karyawan dengan jumlah terbatas. Meski memang, harus tetap maksimal dari sisi yang lainnya, untuk menyelesaikan pekerjaan dan menjawab tantangan perusahaan.

Hmmmm… Hal yang menarik untuk dijajaki dan dianalisa, bukan? Menurut Anda, program apa yang perlu dilakukan atau diterapkan dalam perusahaan? Sebelum mengulas tentang program ini, ada 1 quote yang menarik dari seorang pendiri e-commerce terkenal yaitu :

“Jika kami tim yang bagus dan tahu apa yang ingin kami lakukan, salah satu dari kami dapat mengalahkan sepuluh dari mereka.” – Jack Ma

 Maka berbicara tentang hal apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi saat ini salah satunya adalah melakukan pemberdayaan karyawan. Perusahaan dapat menitikberatkan pemberdayaan ini, untuk meningkatkan potensi karyawan dan membangun kepercayaan bahwa hal tersebut akan memberikan dampak signifikan terhadap keberhasilan perusahaan di era new normal.

Langkah awal memulainya Business Owner, Human Capital Practitioner dan Professional Leader, harus meluangkan waktu pada 2 aktivitas yaitu;

  1. Membantu tim memahami arah serta kondisi perusahaan dan implikasinya bagi anggota tim.
  2. Melatih kinerja tim, agar lebih cepat beradaptasi pada situasi yang tidak menentu.

Namun nampaknya, masih sedikit perusahaan yang mampu menerapkan kedua hal di atas. Nyatanya, di sebagian besar industri, para pemimpin perusahaan masih menghabiskan 30 hingga 60 persen waktu mereka untuk melakukan pekerjaan administratif dan rapat. Dan 10 hingga 50 persen untuk tugas-tugas non-manajerial (bepergian, berpartisipasi dalam pelatihan, istirahat, melakukan proyek khusus, atau melakukan layanan pelanggan langsung atau penjualan sendiri). Sedangkan untuk

mengelola dan memberdayakan karyawan, mereka  hanya meluangkan 10 hingga 40 persen saja! Apakah Anda termasuk di antaranya?

Di perusahaan yang berfokus dan mampu mengembangkan tim mereka, ternyata meluangkan waktu 60 hingga 70 persen untuk memberdayakan, membina dan melatih karyawan agar mempunyai kualitas tinggi.

Manfaat dari memberdayakan tim akan sangat signifikan juga terasa, jika para pemimpin perusahaan secara konsisten melakukan pendampingan, pembinaan dan pelatihan bagi tim mereka. Salah satu program pemberdayaan yang bisa dilakukan adalah melaksanakan program Coaching secara berkala kepada karyawan/tim untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Apa Itu Coaching dan apa manfaat coaching di era new normal ini??

Coaching merupakan metode pendampingan untuk peningkatan performa seseorang sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan. Pembina/Coach melalui dialog, membantu tim/Coachee (yang dibina) menetapkan tujuan dengan tepat dan mendampingi mereka dapat menetapkan strategi atau langkah yang diambil. Selain itu ada beberapa definisi tentang coaching yaitu :

1) Menurut Association for Coaching, Amerika

“Coaching is a collaborative, solution focused, result-orientated and systematic process in which the coach facilitates the enhancement of work performance, life experience, self-directed learning and person growth of the coachee” (Association for Coaching 2005).

“ Coaching adalah satu proses kolaborasi sistem yang berfokus pada solusi, dan berorientasi pada hasil, dimana coach memfasilitasi peningkatan kinerja, pengalaman hidup, belajar mandiri dan pertumbuhan pribadi Coachee”

2) Menurut Sir John Whitmore

 “Coaching is the process of unlocking a person’s potential to maximize their own performance. It is helping them to learn rather than teaching them”

 “Coaching adalah proses untuk membuka potensi orang untuk memaksimalkan kinerjanya. Yaitu membantu orang untuk belajar, bukan mengajarinya”

 Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa Coaching adalah sebuah cara untuk belajar dan berkembang, Coach memandu tim/Coachee untuk dapat mencapai goalnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan coaching agar mencapai hasil yang disepakati bersama, menginspirasi dan mendukung Coachee adalah BUKAN :

  1. Mengoreksi perilaku atau tindakan Coachee
  2. Mengajari Coachee untuk mencapai goalnya
  3. Menjadi ahli yang dapat menjawab semua pertanyaan Coachee
  4. Mengatasi masalah pribadi Coachee.

Sebagai Business Owner, HC Practitioner dan Professional Leader, Anda harus mengetahui apa yang perlu dilakukan, bagaimana melakukannya dan mengevaluasi kinerja mereka. Perintah dan kendali adalah permainan, maka fokus Anda adalah mengarahkan dan mengembangkan tim serta membuat mereka memahami cara kerja bisnis dan mampu menciptakan kesuksesan demi kesuksesan.

Untuk bergerak dan melakukan pemberdayaan di Era New Normal, perusahaan beralih dari praktek perintah dan kendali yang bersifat tradisional, menuju suatu proses yang berbeda yaitu dengan dukungan dan bimbingan. Dukungan dan bimbingan pada tim tersebut, lebih pada setiap orang dapat belajar bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dengan cara mengatur energi, inovasi, dan komitmen.

Singkatnya, Business Owner, HC Practitioner dan Professional Leader menjadi seorang pembina/Coach. Dengan tujuan besar membantu mencapai visi dan misi serta membentuk budaya perusahaan. Pemimpin sebagai pembina/coach yang efektif dapat mengajukan pertanyaan, sehingga membuat tim memikirkan ulang strategi mereka untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan dapat mengasah skillnya untuk bertanya dengan mempelajari buku 101 Coaching Questions (www.sinergiaconsultant.com/buku101). Kemudian sebagai seorang pemimpin perusahaan perlu mendukung tim dengan tidak menilai mereka, dan justru memfasilitasi perkembangan tim tanpa mendikte apa yang harus dilakukan.

Konsepsi pembinaan ini mewakili sebuah evolusi. Coaching bukan lagi hanya sebuah bentuk kebaikan dan berbagi apa yang diketahui seorang yang lebih senior dengan seseorang yang kurang berpengalaman. Seperti yang didefinisikan oleh Sir John Whitmore, seorang tokoh terkemuka di bidangnya, pembinaan yang terampil “membuka potensi orang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri.” Sehingga bukan hanya sekedar memberikan nasehat atau informasi pada coachee.

Untuk membantu pemimpin perusahaan maka dibawah ini terdapat matriks 2×2 yang dapat dipelajari dalam melaksanakan proses coaching. Matriks tersebut adalah matriks yang sangat sederhana namun berguna. Satu sumbu menunjukkan informasi, nasihat, atau keahlian yang diberikan oleh seorang Coach/Pembina dalam hubungan dengan Coachee/Tim. Yang lain, menunjukkan energi motivasi yang ditarik oleh seorang Coach/pembina dengan membuka wawasan dan solusi yang dikembangkan orang Coachee/Tim itu sendiri.

Maka, sudah selayaknya program coaching sebagai salah satu program perusahaan yang berfokus pada pembinaan tim dan diangkat sebagai keterampilan serta kompetensi manajerial. Hal tersebut adalah langkah pertama yang penting untuk mengubah perusahaan menjadi organisasi pembelajar. Hal yang perlu dilakukan lebih dari sekadar mengajari para pemimpin cara melakukan coaching dengan baik. Tetapi juga perlu menjadikan coaching sebagai program perusahaan yang selaras dengan budaya perusahaan.

Langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menerapkan program coaching ini sebagai salah satu budaya perusahaan adalah dengan memberikan penjelasan atau pemahaman kepada para pemimpin perusahaan bahwa program coaching ini sangat berdampak untuk bisnis dan kesuksesan mereka sendiri sebagai seorang pemimpin.

Selanjutnya, yang dapat dilakukan adalah pelaksanaan program coaching secara konsisten di perusahaan. Dengan konsistensi melaksanakan program coaching maka, perusahaan telah melakukan pemberdayaan, meningkatkan kapasitas tim, dan produktivitas. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam praktek sehari-hari, departemen Human Capital dapat mengawalnya. (Form Coaching untuk perusahaan dapat Anda peroleh saat bergabung menjadi member HCA Online Mentoring Program)

Coba bayangkan apabila program coaching ini mampu dilaksanakan secara konsisten di perusahaan Anda! Apa manfaat yang akan didapatkan? Di bawah ini adalah beberapa manfaat saat Anda berhasil melakukan proses coaching di perusahaan;

#1 Menetapkan dan bertindak agar mencapai tujuan
Coaching memberi tim kesempatan untuk menentukan tujuan karir mereka dengan cara yang realistis. Dengan bantuan seorang pelatih/coach (pemimpin perusahaan), mereka dapat menetapkan tujuan-tujuan ini dan kemudian secara aktif bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan bahwa tujuan tim akan tercapai, apabila dilakukan coaching secara konsisten. Biasanya tujuan program coaching berpusat pada 2 (dua) aspek karir tim. Yang pertama adalah membangun rangkaian keterampilan, dan yang kedua adalah perilaku profesional.

Program coaching yang dilakukan secara konsisten di perusahaan memungkinkan tim mencatat tujuan dan pelatih/coach untuk melacak kemajuannya. Kemudian tim diberi pos pemeriksaan melalui program coaching untuk mengelola pencapaian tujuan mereka dan kemajuan itu dilaporkan langsung kepada pemimpin, pelatih, dan administrator program.

#2 Meningkatkan tingkat keterlibatan
Coaching melibatkan peserta dengan umpan balik satu-satu yang unik dan banyak dorongan. Ketika tim terlibat dalam area tempat kerjanya, mereka dapat berkontribusi secara lebih efektif untuk perusahaan. Keterlibatan ini juga membantu meningkatkan tingkat produktivitas yang menguntungkan dalam pertumbuhan karir serta perusahaan.

#3 Tempat Untuk Memperoleh Perspektif (sudut pandang)
Memiliki seorang pelatih/coach memberi tim ruang untuk membicarakan masalah-masalah sensitif. Pelatih/coach merupakan atasan yang memiliki kemampuan untuk tetap tidak terlibat tetapi memberikan bimbingan memungkinkan orang yang dibina mendapatkan perspektif tanpa merasa terintimidasi oleh seseorang. Menyampaikan aspirasi dalam pelaksanaan proses coaching sebagai dorongan dan perkembangan itu penting. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam dan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dengan keterampilan tersebut. Setelah tim merasa nyaman dengan keterampilan secara individu, maka dapat mulai menggunakannya dalam karir dan melihat keuntungan yang diperoleh dari hubungan pembinaan.

#4 Tingkat Pembelajaran yang Lebih Dalam
Coaching yang dilakukan perusahaan tidak hanya tentang meningkatkan keterampilan tim di tempat kerja tetapi meningkatkan pembelajaran ke tingkat yang lebih dalam. Melalui pembinaan, seorang individu dapat belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri, mengetahui bagaimana mereka dipandang oleh orang lain, dan meningkatkan bidang kepribadian yang disukai.

#5 Membangun Kesadaran Pribadi
Seorang Pelatih/coach dapat memberikan ide kepada Coachee (yang dilatih) tentang cara-cara untuk meningkatkan diri mereka sendiri, tetapi yang lebih penting dapat membantu menyadari titik-titik buta yang belum terlihat oleh Coachee. Titik buta ini adalah bidang pekerjaan atau kepribadian Coachee yang mungkin belum terlihat, tetapi perlu perbaikan. Setelah Coachee menyadari area ini, maka Coachee dapat bekerja dengan pelatih untuk mulai meningkatkannya. Cara yang bagus untuk membangun kesadaran pribadi adalah melalui pengisian form coaching (dapat Anda peroleh saat menjadi member HCA ONLINE MENTORING PROGRAM). Form coaching hasilnya tercatat dan akan diisi oleh coachee setiap melaksanakan proses coaching. Form itu juga bisa digunakan sebagai fungsi kontrol coach dalam memantau perkembangan coachee. Apabila proses pencatatan form coaching berjalan baik dan dipantai secara konsisten dapat mengubah kelemahan yang coachee tidak diketahui menjadi kekuatan yang dapat meningkatkan karir dan produktivitas perusahaan.

Banyak sekali manfaat apabila perusahaan mampu melaksanakan coaching dengan maksimal. Akan tetapi dalam melakukan proses coaching tersebut seorang Human Capital Practitioner harus dapat mengawal KONSISTENSI pelaksanaan dan mempersiapkan pemimpin sebagai seorang Coach. Nah dalam program konsultan kami Anda akan menemukan solusi bagaimana mengawal program coaching secara konsisten dan mempersiapkan pemimpin sebagai seorang coach. Silahkan Anda dapat menghubungi program konsultan kami di https://www.sinergiaconsultant.com/kontakkami.

Let’s Connect


Tags

Business Owner, Human Capital Practitioner, Wisnu Ardhi


You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>