Coaching sebagai sarana untuk mengembangkan potensi terbaik karyawan yang diharapkan membawa pengaruh baik kepada diri sendiri dan organisasi.
Sebagai HR kita perlu menerapkan prinsip pembelajaran tanpa henti untuk karyawan yang kita kelola.
Tak hanya itu kebutuhan akan pembaruan pengetahuan serta trends terkini menyebabkan pembelajaran merupakan hal yang paling masuk akal, mengingat perkembangan yang begitu cepat. Jika hanya bisa berjalan akan kalah dengan yang kencang berlari.
Fenomena di abad 21 kental akan kolaborasi yang kompetitif, dimana yang bertumbuh akan memenangkan persaingan.
Pasca perang dunia kedua, iklim industri semakin melihat pengaruh besar seorang leader dalam memimpin organisasi, memberikan inspirasi bagi timnya untuk selalu memenuhi targetnya.
Karyawan seakan memiliki naluri tersendiri mengenali pemimpin mereka yang berdampak atau memiliki visi yang baik untuk pribadinya.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memenuhinya adalah melalui coaching proses.
Coaching merupakan proses pengembangan keterampilan dan pengetahuan seseorang sehingga performanya mengalami peningkatan.
Peningkatan kinerja ini mampu memenuhi target organisasi dan memungkinkan juga berdampak pada diri individu, proses coaching biasanya berlangsung singkat dan berfokus pada target tertentu.
Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai proses coaching perlu diketahui 3 karakter dasar yang dimiliki coach.
3 Karakteristik yang dimiliki oleh seorang coach
Untuk menjadi seorang coach yang baik dan benar maka perlu kemampuan khusus yang secara perlahan dilatih.
Salah satunya bisa menggunakan pendekatan positivis, “I demonstrate my ability to accurately spot strengths in strangers using very little information”. Yang intinya adalah bagaimana seseorang mampu mendeteksi permasalahan secara akurat melalui informasi yang minim.
Kemampuan untuk merencanakan dan membuat struktur diperlukan dalam proses coaching, hal ini akan menjadi salah satu jalan yang akan memudahkan bagi para coachee.
Selanjutnya Kemampuan bertanya, inti dari proses coaching adalah mengenai pertanyaan yang memicu coachee untuk bertumbuh. Pertanyaan ini juga diharapkan mampu menjadi jalan menuju plan selanjutnya, sehingga peranan pertanyaan dalam proses coaching begitu vital.
7 Pertanyaan coaching yang krusial
Michael B Stainer menjelaskan terdapat 7 kelompok pertanyaan yang dapat meningkatkan dampak dalam proses coaching yang anda lakukan:
- Pertanyaan 1: The Kickstart Question – What’s on your mind?
Pertanyaan ini memiliki tujuan untuk menentukan topik yang masih terkait dengan tema besar coaching, jika pertanyaan ini di delivery di awal sesi maka intensinya forum akan bersifat fokus dan terbuka
- Pertanyaan 2: The AWE Question – And what else?
Pertanyaan model ini dapat dijadikan coach untuk mendapat informasi yang lebih pasti atau secara personal dapat meningkatkan ketertarikan untuk 6 pertanyaan selanjutnya.
- Pertanyaan 3: The Focus Question – What’s the real challenge here for you?
Masih terkait dengan pertanyaan yang menanyakan tentang fokus, dengan ini coach bisa mengetahui kebutuhan coachee yang ingin dicapai.
- Pertanyaan 4: The Foundation Question – What do you want?
Pertanyaan mengenai kemauan coachee bisa membawa kita ke inti permasalahan, sehingga kita bisa memusatkan perhatian padanya.
- Pertanyaan 5: The Lazy Question – How can I help?
Pertanyaan jenis ini akan membawa kita mengetahui apa ekspektasi coachee terhadap kehadiran kita sebagai coach, peran ini bisa menjadi pendengar, penyemangat, pendukung dan lain sebagainya.
- Pertanyaan 6: The Strategic Question – If you are saying Yes to this, what are you saying No to?
Pertanyaan ini menanyakan di part action, yang mana jika coachee terlihat menjawab dengan perlahan maka besar kemungkinan membutuhkan waktu untuk belajar lebih lanjut.
- Pertanyaan 7: The Learning Question – What was most useful for you?
Tujuan dari pertanyaan jenis ini menandakan apa pembelajaran yang paling bisa diterima oleh coachee, dengan menanyakan pertanyaan ini juga mengetahui apa yang telah dipelajari dan seberapa jauh pembelajaran yang dilakukan.
Pertanyaan dari proses coaching tidak terpaku oleh ke-7 jenis di atas, namun masih banyak jenis pertanyaan yang bisa di deliverykan.
Kembali pada karakteristik coach, maka kemampuan analisa merupakan faktor terbesar yang bisa mempengaruhi jenis pertanyaan yang akan ditanyakan.
Penggunaan pertanyaan ini bisa juga mempengaruhi proses coaching kedepannya, namun ada satu hal yang perlu diingat adalah coach dan coachee harus saling memahami proses yang tengah dilakukan.
Untuk mengetahui pertanyaan lebih lanjut silahkan klik disini
What’s next?
Lalu proses apa yang selanjutnya perlu coach dan hr lakukan sebelum memulai coaching proses?
Sebagai hr pastinya perlu menciptakan ekosistem untuk proses coaching ini, perlu melibatkan banyak pihak sehingga proses coaching berjalan sesuai rencana.
Sebagai coach salah satu yang paling penting adalah menyiapkan diri sebelum menerima peranan sebagai coach.
Membiasakan diri dengan berpikir struktural, atau membuat pikiran familiar dengan permasalahan yang biasa terjadi kepada coachee kita.
Selanjutnya penting kiranya seorang coach meningkatkan kemampuan bertanya, dengan membaca buku yang kami rangkum secara ringkas dan mudah dimengerti.
Buku ini berisi kunci sukses dalam coaching, metodologi coaching, movement dalam proses coaching dan lain sebagainya.
Menjadi buku pegangan untuk para coach kami, The Coaching Journey: Transformation of becoming a true coach” by Sinergia Consultant. Silahkan klik disini
Kami menyediakan pendampingan untuk perusahaan anda membuat sistem pembelajaran melalui HCA Coaching, More info klik disini
Reading Club
Chartered Institute of Personnel and Development. (2021, Juni 14). Retrieved from https://www.cipd.co.uk/knowledge/fundamentals/people/development/coaching-mentoring-factsheet
Diener, R. B. (2010). PRACTICING POSITIVE: Psychology Coaching. New Jersey.
Stainer, M. B. (2016). The Coaching Habit: Say Less, Ask More & Change the Way You Lead Forever. Toronto.