September 10, 2019

Waspada! 5 Hal ini penyebab TIM Anda sulit berkembang

0  comments

Menggerakkan sebuah tim untuk menjadi lebih terorganisir dan produktif terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi tiap leaderdi perusahaan / organisasi manapun. Tim tidak hanya berhubungan dengan technical skills, namun hal ini berkaitan dengan manajemen manusia di dalamnya. Hal ini tentu menjadi jauh lebih rumit, karena berhadapan dengan manusia berbeda dengan mengaplikasikan sistem IT atau keuangan yang lebih relatif sederhana karena lebih menggunakan program / software sebagai alat bantu mereka.

Tidak sedikit leaderyang tertekan dengan situasi seperti ini. Di satu sisi, para business ownersudah menunggu hasil yang berujung pada tujuan perusahaan. Di sisi lain, pengembangan tim sendiri masih belum berjalan dengan baik.

Selama lebih dari 15 tahun berkecimpung dalam dunia human capital, seringkali kami menjumpai hal-hal dibawah ini yang menjadi faktor penyebab kegagalan organisasi;

#1

Tidak adanya STRUKTUR KEPEMIMPINAN yang jelas

Bisnis apapun adalah model kepemimpinan. Apa yang dilakukan oleh pemimpinnya, sangat mudah terduplikasi oleh tim yang berada di bawahnya. Anda dapat melihat banyak bisnis network marketingyang tiba-tiba dapat jumlah luar biasa. Kami menyebut bisnis network marketingini sebagai bisnis kepemimpinan. Mereka membangun berbagai sistem edifikasi pada para pimpinan (up line). Sistem ini berhasil – setiap memberbaru diarahkan untuk mengikuti semua yang dilakukan oleh para up line. Di sisi lain, begitu up line mengalami penurunan momentum, maka satu kelompok di bawahnya – entah mengapa – juga tertular, mengalami hal yang sama.

Sangat penting bagi para leaderdalam organisasi atau perusahaan untuk menjaga performatim tetap stabil.  Di saat semua orang dalam organisasi ini menurun semangatnya, leaderwajib menjadi orang yang paling semangat diantara yang lain. Pemimpin dituntut untuk dapat menyemangati, dan juga mengembangkan anggota timnya.

#2

tidak ada langkah pertama

Beda karakter anggota tim, maka beda pula cara kerjanya. Terlepas dari seluruh jenis karakter manusia yang ada, seringkali tantangan utama para leaderadalah membuat timnya mau untuk bergerak dan memulai langkah. Ada orang yang memang dengan mudah melakukan hal baru ; dan ada pula orang yang seringkali bingung mengerjakan tugasnya.

Jika Anda sudah mencoba Decision Making Inventory kami, Anda dapat mengenal tipe Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi. Orang-orang dengan tipe Matahari ini memang lebih cepat bergerak. Parameter mereka adalah tindakan – mereka belajar melalui tindakan. Maka mereka akan mewujudkan hal-hal yang dipelajarinya melalui tindakan pula. Di beberapa perusahaan yang kami dampingi, Seringkali orang dengan tipe matahari inilah yang seringkali membuat sebuah konsep terwujud. Memang tidak berarti tipe lain tidak bisa memulai langkah pertama. Namun matahari, ia bergerak lebih cepat dari yang lain untuk melangkah.

Apakahleaderharus merubah karakter seluruh anggota timnya? Tentu tidak.

Justru, yang menjadi seninya adalah bagaimana leadermenciptakan sistem kerja yang berbeda? Bagaimana bila leaderbisa membuat lingkungan yang nyaman untuk anggota timnya berkreasi? Tujuannya hanya satu: membuat anggota tim tidak takut salah – walaupun hanya sebuah langkah kecil yang sederhana, yang penting dilakukan. Simplifikasi, ini adalah kata kunci untuk langkah pertama.

Dengan begitu, tim akan terpancing untuk menjadi pribadi yang kreatif, aktif, dan lebih dari itu - produktif.

#3

tidak konsisten

Hal yang dilakukan berulang – ulang secara konsisten, akan menjadi habit/ kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu, akan menjadi budaya.

Sama seperti kita membiasakan diri untuk berolahraga – Berapa waktu yang Anda butuhkan untuk terbiasa bangun pagi dan keluar dari rumah untuk bergerak dan berolahraga? Mereka yang sudah terbiasa berolahraga justru merasa tidak nyaman badannya jika tidak bergerak. Sesederhana, karena olahraga sudah menjadi budaya mereka.

Pertanyaannya, bagaimana kita berharap anggota tim bisa memiliki budaya produktif, apabila itu tidak dijalankan secara konsisten?

Penerapan ini juga seharusnya dilakukan untuk mengembangkan tim bergerak lebih kencang. Hal pertama yang selalu kami anjurkan bagi klien-klien kami adalah pertemuan rutin. Sebuah organisasi yang berkembang akan bergerak dari pertemuan ke pertemuan. Dalam pertemuan, setiap anggota tim dapat berjumpa dan berkomunikasi dengan lebih fokus. Bukan sambil lalu dan hanya saling menyapa. Seringkali pertemuan ini, terutama yang sifatnya rutin – menjadi turun skala prioritasnya saat jadwal pekerjaan meningkat. Begitu sekali pertemuan terlewatkan, seolah seluruh anggota tim menjadi sepakat bahwa pertemuan ini adalah hal yang bisa ditoleransi. Kalau ada yang lebih penting, maka pertemuannya ditunda saja. Padahal, konflik pun dapat diminimalisir melalui komunikasi rutin dan jelas. (Cek lebih dalam lagi seputar 3 konflik yang sering terjadi di perusahaan ketahui solusi mengatasinya!

Ini adalah salah satu sumber masalah yang dapat berdampak pada area-area lain ; termasuk produktivitas tim. Menjadwalkan dan menepati jadwal pertemuan adalah hal yang penting. Konsisten dan percaya pada prosesnya.

#4

menjadi pribadi "di bawah garis"

Ada kisah menarik dari Starbucks. Irene adalah mantan guru yang berusia 70-an. Setiap hari, ia dan suaminya mengunjungi kedai Starbucks dengan pesanan yang sama: kopi dalam cangkir besar dan satu cangkir tambahan agar bisa dibagi. Mereka juga memesan satu kue dan dua garpu untuk dinikmati berdua. Pasangan tersebut menikmati kopi dan kue mereka, dan mereka akan berlama-lama duduk berbincang melewatkan waktu.

Hingga beberapa hari saat pasangan itu tidak lagi mengunjungi kedai Starbucks, maka si barista mengkhawatirkan mereka. Suatu hari ia berpapasan dengan Irene dan ternyata suami Irene telah meninggal karena serangan jantung. Si barista ini mengajak Irene untuk mampir kembali ke kedai. Irene mengatakan, “Saya tidak tahu harus pesan apa karena kami biasanya saling berbagi.” Maka si barista ini menjawab, “Begini saja, saya yang akan berbagi dengan Anda secangkir kopi dan kue ini dengan Anda hari ini. Kita bisa menikmatinya sambil mengobrol apa saja yang bisa membuatmu lega dan senang.” Maka si barista ini dan Irene duduk mendengarkan betapa Irene kehilangan suaminya. Keajaiban mulai terjadi. Beberapa hari kemudian, Irene datang kembali ke kedai dan bertanya apakah ia bisa memesan kopi dengan cangkir yang lebih kecil dan membawa pulang setengah dari kue yang dipesannya.

Kebayang nggak sih, kalau anggota tim kita memiliki inisiatif setinggi itu? Bukan soal kopinya, musiknya, tempat duduknya, atau suasana santainya. Ini adalah bagaimana setiap anggota tim di kedai itu terlatih untuk menjadi pribadi yang di “atas garis”. Di sini, peran seorangleadersangatlah penting. Alih–alih menjadi ‘boss’,leaderperlu menjadi rolemodel; baik dalam konsistensi maupun komitmen kuat. Leaderperlu mengembangkan dan membantu setiap anggota tim nya untuk bangga dan gembira pada setiap aspek pekerjaan mereka. Itulah mengapa, coachingmenjadi salah satu kemampuan wajib yang dimiliki oleh para leader.Kalau Anda belum memahaminya lebih dalam, anda bisa membaca 4 Langkah Optimalisasi Coaching Mendukung Peningkatan Produktivitaas Perusahaan

Akhirnya bukan lagi soal target, memenuhi tugas harian atau hal lainnya – namun bagaimana menumbuhkan setiap pribadi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu melihat kesempatan untuk menjadi pribadi yang bisa berdampak pada lingkungan sekitarnya.

#5

to be VS to do

Kami yakin pertanyaan ini sungguh bukan pertanyaan yang menyenangkan untuk dijawab. Masalah mendasar dari membangun tim adalah bagaimana para profesional &leadermemiliki mindset sebagai seorang yang mampu melihat tim sebagai asset, dan mengembangkan mereka. Peran ini bisa disebut juga sebagai seorang Human Capital Practicioner. Dapat dikatakan, Pemimpin pun adalah HC Practicioner.

Seringkali klien kami bertanya, “berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat anggota tim saya produktif dan berkembang? Apa saja metode yang perlu saya eksekusi? – Bisakah ini semua diselesaikan dalam 3 bulan?”

Memang bisa saja kami menggunakan referensi skema yang kami miliki. Namun hal itu ternyata belum cukup. Sistem sudah ada seharusnya tinggal dilakukan, atau kami menyebutnya sebagai “DO”. Namun memiliki mindset leaderyang tepat memerlukan waktu. Ketika kita sadar bahwa pemimpin tidak hanya bekerja dengan job description, tetapi juga manusia… Pertanyaannya adalah:

“Berapa persen waktu yang Anda gunakan untuk terkoneksi dengam tim Anda (dengan manusia lain)?”

Membangun sistem untuk pengembangan tim memang bukan hal yang instan. Menciptakan budaya juga bukan pekerjaan yang 1-2 semester selesai. Banyak detail yang harus kita perhatikan. Inilah pentingnya Anda mempunyai Coach/ Mentor. Seringkali karena kesibukan dan tidak fokus, maka hal-hal detail yang harus dilakukan secara konsisten menjadi terlewat. Coach/ Mentor Anda akan membantu untuk mengawal proses yang ada, mengingatkan, menjadi teman diskusi, juga menjadi kritikus yang membangun.

Sekarang… mari refleksi kembali.

Bagaimana dengan upaya yang sudah Anda lakukan dalam membangun sistem di perusahaan atau organisasi Anda? Yuk terhubung dengan tim kami untuk berdiskusi di:

www.sinergiaconsultant.com/kontakkami

Jangan sampai, Andastuckya!

Let’s Connect!


Tags


You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>