Hai Human Capital Practitioner, jumpa lagi dalam sebuah pembahasan yang menarik di beberapa waktu belakangan ini, banyak dibicarakan dalam pelbagai grup HC/ HR yang kami ikuti, bahkan sampai dengan para pemilik bisnis yang kami temui, yaitu tentang metodeCoaching, yang kabarnya mampu meningkatkan performa dan produktivitas.
Sebelum membahas tentang Coaching itu sendiri, ada kaitan yang sangat penting dengan apa yang kami bahas dalam beberapa sesi pendampingan Human Capital ARTchitect yang kami lakukan. Mayoritas klien kami, menyampaikan isu yang mereka hadapi adalah tentang produktivitas karyawan.
Bagaimana karyawan bisa mengikuti proses kerja yang benar sehingga mencapai berbagai target yang diberikan oleh perusahaan kepadanya? Atau bagaimana karyawan bersikap dan bertingkah laku terhadap pelanggan mereka yang pada akhirnya mampu meningkatkan omset perusahaan? Ataupun berbagai isu lainnya. Nah, sebagai seorang Human Capital Practitioner, apakahjuga sering menjumpai isu serupa?
Lalu apa yang bisa dilakukan ketika menghadapi permasalahan produktivitas ini? Beberapa akan memberikan cara dan usaha yang besar untuk terlibatke dalam permasalahan. Harapannya,dapatmemahami inti permasalahan yang muncul lalu memberikan berbagai alternatif solusi. Namun, mungkin beberapa cenderung lebih suka melihat dari “luar”saja tidak terlalu terlibatke dalam masalah dan langsungmemberikan alternatif solusi. Sementara adajuga yangbahkan tidak masuk ke inti masalah, tidak memberikan alternatif solusi juga. Nah, kalau Anda sendiri, tipe yang mana nih?
Apapun yang Anda lakukan, akan menentukan bagaimana produktivitas Anda sendiri sebagai seorang Human Capital Practitioner.Apakah memberikan kontribusi dalam pencapaian target perusahaan?Atau malah sebaliknya?Memastikan bahwa waktu dan tenaga yang di keluarkan untuk menyelesaikan sebuah isu,harus efektif dan optimal. Memastikan pula bahwa radar untuk mengatasi isu lain tetap tidak berkurang.
Adakah cara lain yang dapat digunakan?
Salah satu cara yang dapat di gunakan adalah menerapkan program coaching. Program ini dapat diberikan kepada mereka yang terutama memiliki masalah tentang produktivitas kerja. Yang memberikan dapatoleh Human Capital practitioner, atasan karyawan tersebut, atau bahkan bagian lain dalam perusahaansesuai dengan kesepakatan.
Agar coaching dapat dipahami bersama, mari kita bahas secara singkat apa itu coaching. Coaching adalah proses perkembangan dimana seorang coachberperan untuk mendukung, mendorong, dan memberdayakan coacheeuntuk mencapai tujuan spesifik. Dalam hal ini semua pemimpin di perusahaan idealnya dapat menjadi seorang coachuntuk membantu timnya menjadi lebih produktif. Tim atau karyawan yang memerlukan seorang pendampingan dan bimbingandisebut sebagaiseorang coachee.Sebelum melangkah untuk menerapkan coaching di perusahaan alangkah baiknya kenali dahulu manfaat menerapkan coaching sebagai berikut :
- Membantu menemukan permasalahan secara mandiri dan memperbaikinya
- Membantu meningkatkan kemampuan analisa masalah
- Membantu berpikir lebih strategis
- Membangun komunikasi antara pimpinan dengan anggota tim
Ingat! Banyak asumsi mulai beredar mengenai proses coaching ini sendiri, baca juga kesalahan yang sering terjadi dalam coaching dalam Visual Coaching: Hemat Waktu Anda Saat Melakukan Coaching Ke Tim.
Nah, Anda sudah mendapatkan informasi manfaat coaching. Apa yang akan terjadi dalam perusahaan Anda apabila program coachingdapatdi terapkan? Atau Andaingin segera mencoba dan menerapkanprogramcoaching di perusahaan agar karyawan menjadi lebih produktif dan perusahaan semakin berkembang sesuai dengan target yang sudah ditetapkan sebelumnya?
Perkembangan perusahaan merupakan harapan dari semua pihak internalperusahaan. Program coaching merupakan salah satu metode yang dapat mendukung perkembangan tersebut. Bagaimana cara menerapkan coaching di perusahaan? Mari kita pelajari 4 langkaph sederhana cara mengoptimalkan coaching di perusahaan sebagai berikut.
#1
Tetapkan Jadwal Coaching
Dalam menerapkan coaching alangkah baiknya kita menyusun jadwal yang terstruktur agar proses coaching dapat berjalan berkesinambungan. Dalam hal ini Human Capital Practitioner dapat berkoordinasi dengan bagian - bagian terkait untuk membuat jadwal coaching, menyesuaikan dengan kondisi beban kerja yang ada, mencari waktu yang paling “longgar” di antara semua pihak yang terlibat coaching.
Proses pembuatan jadwal coaching membantu para pemimpin perusahaan melaksanakan prosesnya secara teratur. Dengan proses coaching secara teratur memberikan manfaat melatih coach dan bahkancoachee dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab. Jadi, secara tidak langsung, perusahaan sedang mengajarkan softcompetenciesyang memang dibutuhkan dalam menunjang berbagai pekerjaan. Sekali mendayung, dua tiga pulau jadi terlampau ya!
Human Capital Practitioner dapat membantu menyusunkan jadwal coaching untuk Direksi ke para Manajer, Manajer ke Supervisor, Supervisor ke tim Pelaksana, dll untuk 1 – 3 kali sesi coachingdi awal. Hal ini,untuk membantu membentuk kebiasaan dan pola perilaku di perusahaan. Selebihnya dapat dibantu tim Admin di setiap bagian secara detail.
#2
Membuat Pertanyaan Coaching
Dalam proses coaching terkadang seorang coach sering kali menanyakan beberapa pertanyaan yang kurang jelas, sehingga proses coaching tidak berjalan secara optimal. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat, seorang coach dapat mengerakkan & mengarahkan pemikiran coachee untuk menyelesaikan isu yang sedang mereka jalani.
Berikut ilustrasi proses coaching saat mengajukan pertanyaan kepada Coachee :
Coach : Selamat pagi, apa kabarnya hari ini?
Coachee : Baik pak
Coach: saya penasaran hal positif apa yang anda alami dalam minggu ini?
Coachee: ....................................
Coache: Apa yang penting bagi anda saat ini?
Coachee :……………………
Coache: Apa yang memutuskan anda berada dalam situasi ini?
Coachee : ............................
Contoh pertanyaan - pertanyaan tersebut dapat anda gunakan dalam proses coaching. Apabila masih bingung pertanyaan yang bagaimana seharusnya di tanyakan saat proses Coaching, Human Capital Practitioner dapat membaca secara lebih detail pada buku “Sukses Coaching dengan 101 pertanyaan kunci”. Di dalam buku tersebut berisi pertanyaan - pertanyaan tentang Coaching, dan yang dapat juga digunakan dalam lingkup perusahaan. Setelah membaca buku tersebut Human Capital Practitioner dapat membuat garis besar pertanyaan yang paling tepat untukperusahaan Anda, kemudian pertanyaan - pertanyaan tersebut dapat membantu para Coach departemen atau bagian lain dalam melakukan proses coaching mereka.
#3
Sediakan Tempat
Tempat merupakan sebuah sarana yang perlu diciptakan dan dipikirkan oleh seorang Human Capital Practitioner dalam melakukan coaching.Bisa dibayangkan proses coaching dilakukan oleh manajer produksi dan supervisor di kantin, atau langsung di area kerja mereka. Persepsi apa yang muncul pertama kali saat Anda melihat haltersebutterjadi? Kemungkinan beberapa anggota tim yang melihatnya akan berpikiran yang negatif tentang proses tersebut, mengira atasan sedang menegur bawahannyaatau mungkin mereka hanya sedang mengobrol…
Dengan memiliki tempat coaching yang layak, tentu saja akan mendukung suasana atau kondisi lebih tenang dan nyaman. Sehingga dapat dihindari, kondisi dimana seorang coachee menjadi tertutup & merasa kurang nyaman, yang ujungnya,proses coaching tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
Apabila tempat coaching sudah tersedia,maka, proses coaching harapannya dapat memberikan suasana coaching yang lebih kondusif dan akhirnya mampu memberikaninsightpositif terhadap isu yang sedang di hadapi. Misalnya terkait dengan isu produktivitas, ditemukan akar penyebab tidak produktif, serta tindak lanjut langkah yang akan dilakukan agar produktivitas kembali meningkat.
#4
Membuat Form Coaching
Setelah seorang coach melakukan coaching, seorang coachee perlu menuliskan kegiatan coaching ke dalam sebuah catatan. Nah, dalam hal ini seorang Human Capital Practitioner akan memiliki peran untuk membuat dan membakukan form coaching, baik secara onlineatau offline.
Manfaat dari pembuatan form adalah sebagai catatan untuk coachee sendiri sebagai bahan evaluasi di kemudian hari. Misalnya saja ternyata saat dia menghadapai isu A dia dapat menyelesaikan dengan cara B, sehingga saat menghadapi isu yang sama form coaching dapat sebagai pengingatdan bahkan menjadi bahan dokumentasi yang bagus bagi perkembangan tiap personal di perusahaan.
Sementara bagi seorang atasan yang berperan sebagai coach, catatan yang ada tersebut tentu saja akan bermanfaat untuk melihat proses perkembangan yang dialami oleh coachee. Apakah dia cenderung berhenti berkembang di sebuah masalah atau isu yang berulang terus menerus, atau sebetulnya isu yang dihadapi semakin besar karena sudah berhasil mengatasi isu-isu kecil sebelumnya.
Form coaching yang sudah terisi, juga sangat berguna bagi Human Capital Practitioner untuk membuktikan bahwa setiap karyawan sudah melalui proses pengembangan dan pembinaan, ketika mereka menghadapi sebuah isu dalam proses kerjanya. Seandainya dikemudian hari dibutuhkan, tentu saja ini menjadi sebuah bukti yang kuat untuk mendukung perusahaaan.
Nah, itulah 4 langkah yang bisa mulai Anda terapkan untuk dapat memulai program coaching di perusahaan Anda ya. Dengan 4 langkah yang mudah dan praktis ini, akan membantu Anda untuk tahu dari mana Anda bisa memulainya. Pertanyaannya, kapan nih Anda memulai aktivasi program coaching dengan lebih tepat?
Saat Anda ingin memahami secara lebih mengenai penerapan Coaching di perusahaan,Anda juga dapat berdiskusi lebih lanjut di program konsultasi kami di www.sinergiaconsultant.com/kontakkami
Sampai ketemu di pembelajaran lainnya yaaa
LET’S CONNECT!